Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Minim Proyek Baru, OASA Masih Menderita Rugi dan Hanya Bergantung ke Proyek Lama

        Minim Proyek Baru, OASA Masih Menderita Rugi dan Hanya Bergantung ke Proyek Lama Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp35 miliar hingga akhir 2025, lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya, seiring terbatasnya sumber pendapatan dan minimnya aktivitas bisnis baru sepanjang tahun berjalan.

        Direktur sekaligus Chief Financial Officer OASA, Soraya Inderasari, mengatakan pendapatan perseroan pada 2025 sebagian besar masih ditopang oleh penyelesaian proyek lama di segmen jasa konstruksi. Sementara itu, kontribusi dari segmen biomassa dinilai relatif kecil.

        “Sementara kalau pendapatan dari biomass akan sangat minimal. Untuk jasa konstruksi itu berasal dari carry over proyek-proyek yang dikerjakan di tahun 2024,” ujar Soraya dalam public expose daring, Rabu (17/12/2025).

        Baca Juga: Bursa Deteksi Pola Transaksi Tak Wajar pada OASA dan BCIP, Investor Diimbau Waspada!

        Berdasarkan laporan keuangan Januari–September 2025, OASA membukukan pendapatan usaha neto sebesar Rp30,64 miliar. Perolehan tersebut menurun dibandingkan Rp50,68 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

        Dari total pendapatan tersebut, segmen jasa konstruksi menyumbang Rp23,72 miliar, turun dari Rp33,71 miliar pada Januari–September 2024. Penurunan ini sejalan dengan berkurangnya proyek baru serta selesainya sejumlah proyek lama yang tersisa.

        Di sisi lain, segmen woodchip mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp6,92 miliar dari sebelumnya Rp5,75 miliar. Meski meningkat secara tahunan, kontribusi segmen ini masih terbatas terhadap total pendapatan perseroan.

        Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, OASA juga tidak membukukan pendapatan dari jasa konsultasi dan penjualan barang. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, kedua segmen tersebut masing-masing berkontribusi Rp11 miliar dan Rp119,86 juta.

        Direktur Utama OASA, Bobby Gafur Umar, menyampaikan bahwa secara kuartalan kinerja perseroan mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal III/2025. Pada periode tersebut, pendapatan usaha meningkat 52% dibandingkan kuartal sebelumnya, sementara laba bersih tercatat Rp2,1 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp8,01 miliar pada kuartal II/2025.

        Namun secara kumulatif, hingga September 2025, OASA masih mencatat rugi bersih Rp13,32 miliar. Kinerja tersebut memburuk dibandingkan laba bersih Rp697,59 juta pada periode yang sama tahun lalu.

        Baca Juga: UNTD Berbalik Rugi Rp10,56 Miliar hingga September 2025

        Bobby menjelaskan tekanan kinerja OASA tidak terlepas dari tertundanya proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang telah disiapkan sejak 2021. Penundaan terjadi seiring penyesuaian regulasi dan dinamika kebijakan pemerintah.

        Menurut dia, kepastian regulasi mulai terbentuk setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 yang melibatkan Danantara dalam pengembangan PSEL di 33 wilayah.

        Di segmen biomassa, Bobby mengungkapkan permintaan dari PLN sempat terhenti akibat kegiatan overhaul pembangkit listrik.

        “Contohnya dalam enam bulan ini kita sudah bisa awalnya mengirim 3.000 ton per bulan biomass, tiba-tiba berhenti karena ada overhaul yang memakan waktu hampir enam bulan sehingga relatif kecil sekali [porsi pendapatan],” kata Bobby.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: