Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Commonwealth Bank Yakin Mampu Hadapi Ketidakpastian Global

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - Perusahaan terbesar asal Australia, yaitu Commonwealth Bank, mencatat kenaikan laba bersih sebesar dua persen atau A$ 4,62 miliar (US$ 3,26 miliar) pada semester kedua tahun 2015. Kenaikan laba bersih tersebut memberi keyakinan perseroan bakal mampu melewati ketidakstabilan ekonomi global.

        Diketahui, hasil laporan per enam bulan yang berakhir pada 31 Desember tersebut naik dari laba bersih sebesar A$4,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih tersebut sedikit lebih tinggi dari ekspektasi analis.

        Commonwealth adalah perusahaan pertama dari empat bank besar negara Kanguru itu yang melaporkan pendapatan setengah-tahunan, membantu investor untuk menilai kemampuan bank dalam menahan perlambatan ekonomi China dan menghadapi harga komoditas yang lebih rendah.

        CEO Ian Narev menekankan kekuatan neraca bank dalam posisi sebagai pemberi pinjaman terbesar di negara itu mampu menangani ketidakstabilan ekonomi. "Semua stakeholder mengandalkan stabilitas kami, terutama ketika pasar yang bergejolak," katanya sebagaimana dikutip dari laman Channel NewsAsia di Jakarta, Kamis (11/2/2016).

        "Kami mengumpulkan modal sebesar A$5,1 miliar melalui penawaran hak untuk semua pemegang saham (tahun lalu) serta didukung kecukupan modal kami dan posisi kami bahkan lebih tinggi di deretan teratas bank internasional. Posisi likuiditas, pendanaan, dan penyediaan kami sama-sama kuat."

        Bank mengumpulkan A$5,1 miliar pada semester kedua tahun lalu untuk memenuhi persyaratan peraturan cadangan minimal yang ketat. Aturan baru yang dikeluarkan oleh regulator keuangan, the Australian Prudential Regulation Authority, menuntut bank terbesar menyimpan cadangan lebih sebagai penyangga terhadap KPR, bagian dari upaya global setelah krisis keuangan tahun 2008.

        Bank mengatakan pendapatan perusahaan turun 4% menjadi A$ 21,9 miliar, meskipun pendapatan operasional naik 6% menjadi A$ 12,36 miliar.

        "Transisi ini masih dalam tahap awal. Volatilitas global menyajikan tantangan di Australia. Kita harus berhati-hati, tetapi juga tetap fokus pada jangka panjang untuk memastikan bahwa Australia tetap menjadi tempat yang baik untuk hidup dan berinvestasi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: