WE Online, Jakarta - PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) menganggarkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini. Capex perseroan tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp 200 miliar. Hal ini disebabkan perseroan akan terus menggenjot pengembangan usahanya.
Direktur Keuangan Catur Sentosa Adiprana, Tjia Tjhin Hwa mengatakan bahwa dana tersebut sebesar 80 persen atau Rp 400 miliar akan dihasilkan dari penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue sisanya 20 persen atau Rp 100 miliar dari pinjaman perbankan.
"Dananya itu dari penerbitan right issue dan sisanya bank loan," ujarnya, di Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Dalam aksi right issue tersebut perseroan berencananya untuk menerbitkan sebanyak 1,15 miliar saham baru, dengan mengincar perolehan dana Rp 480 miliar. Dan, perseroan telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan penerbitan right issue.
Lebih lanjut, Tjia mengungkapkan bahwa dana tersebut 80 persen atau Rp 384 miliar akan digunakan perseroan untuk bisnis modern retail perseroan dalam Mitra10. Sisanya 20 persen atau Rp 96 miliar untuk modal kerja perseroan.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Catur Sentosa Adiprana, Idrus H. Widjajakusuma, mengatakan penambahan 3 gerai Mitra10 yang pertama akan dibangun pada Mei tahun ini di Pekayon, Bekasi dengan luas 3.000 meter persegi. Kedua bangun Agustus di Lampung, Sumatera Selatan, luasnya 2.500 meter persegi.
Dan, ketiga di BSD, Tanggerang luasnya 7.000 meter persegi, ini yang terbesar untuk Mitra10 dan akan menjadi flagship.
"Untuk lokasi dan perizinan sudah siap pasti akan buka tahun ini," terangnya.
Keputusan perseroan untuk melaksanakan penambahan gerai ini terkait dengan menurunnya pendapatn perseroan dari bisnis distribusi sebesar 2 persen. Sedangkan penjualan melalui modern retail tumbuh 13 persen.
"Ini karena penjualan kita retail tumbuh. Dan memang target market Mitra10 lebih ke menengah jadi belanja tidak mau becek-becekan, kemudian income per kapita meningkat jadi mau pilih sendiri barang, ketiga kalau dibandingkan Thailand ritelnya sudah banyak dibandingkan Indonesia kami saja baru di 21 toko yang mayoritas di Jakarta, sedangkan potensi begitu besar seperti di Sulawesi termasuk Indonesia bagian timur, tapi kami belum sampai kesana. Tercatat belanja melalui modern retail itu baru 15-20 persen, jadi ini opportunity," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: