Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SWIFT Peringatkan Upaya Pembobolan Bank oleh Hacker

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - SWIFT, penyedia jaringan pesan keuangan global yang digunakan bank-bank seluruh dunia untuk mentransfer miliaran dolar AS setiap hari, memperingatkan pelanggan atas sejumlah serangan cyber baru-baru ini, di mana penyerang telah mengirimkan pesan penipuan agar memperoleh akses ke dalam sistem tersebut.

Seperti diketahui, pada Februari 2016, kelompok peretas mencoba melakukan transfer ilegal dana sebesar US$ 951 juta dari rekening Bank Sentral Bangladesh di Federal Reserve Bank of New York. Sebagian besar berhasil diblokir, tapi uang sebesar US$ 81 juta terlanjur dialihkan pembobol ke rekening di Filipina.

SWIFT telah mengakui skema yang melibatkan software SWIFT di Bank Sentral Bangladesh untuk menyembunyikan bukti transfer penipuan.

Pernyataan SWIFT pada hari Senin menunjukkan bahwa pembobolan yang menimpa bank sentral Bangladesh bukan kejadian tunggal, tetapi bagian dari upaya lebih luas dan sangat adaptif yang bertujuan untuk mengambil keuntungan dari platform SWIFT yang digunakan oleh 11.000 lembaga keuangan di seluruh dunia.

Mengutip Reuters di Jakarta, Jumat (20/5/2016), SWIFT mengatakan pihaknya menyadari adanya malware yang menargetkan perangkat lunak kliennya. Juru bicara SWIFT Natasha Deteran mengatakan bahwa pihaknya akan merilis pembaruan perangkat lunak untuk menggagalkan malware, sekaligus memperingatkan lembaga keuangan untuk meneliti ulang prosedur keamanan mereka.

"SWIFT mengeluarkan update software untuk membantu pelanggan dalam meningkatkan keamanan mereka dan untuk menemukan inkonsistensi dalam catatan database lokal," kata Deteran.

Pembaruan perangkat lunak dan peringatan dari SWIFT yang berbasis di Brussels muncul setelah para peneliti BAE System meyakini adanya temuan malware penyerang Bank Bangladesh yang memanipulasi perangkat lunak klien SWIFT atau yang dikenal dengan Alliance Access.

Sebelumnya, peneliti yang menyelidiki kasus tersebut mengatakan, para pembobol telah merusak komputer Bank Sentral Bangladesh dan menguasai kode pengenal yang digunakan untuk login ke sistem SWIFT. Namun, BAE Systems yang memiliki bisnis keamanan cyber skala besar menemukan, indikasi pembobol telah memanipulasi software SWIFT pada komputer bank untuk menghapus catatan transfer ilegal.

SWIFT, atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, adalah perusahaan koperasi yang dimiliki oleh 3.000 lembaga keuangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: