Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Kekurangan 15 Ribu Layar Bioskop

Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Ekonomi Kreatif (BEK) mencatat Indonesia masih kekurangan layar bioskop. Dari populasi yang ada, idealnya jumlah layar bioskop di Indonesia bisa mencapai 9-15 ribu layar.

"Namun, kenyataannya saat ini hanya 1.118 layar," kata Deputi Hubungan Antar-Lembaga dan WilayaH BEK, Endah Wahyu Sulistianti di Jakarta, Kamis kemarin (21/7/2016).

Endah menilai salah satu persoalan yang dihadapi oleh pengusaha perfilman adalah terkait dengan kesulitan modal usaha untuk film itu sendiri.

"Saat ini untuk film dengan berbiaya rendah dibutuhkan modal sekitar Rp3 miliar. Bagaimana mereka dapat berkembang apabila bioskopnya tidak ada?" jelasnya.

Karena itu, ia menyampaikan usulan insentif sektor perfilman yang sedang digodok oleh BEK. Insentif yang diberikan akan diberikan dengan memperhatikan status penanaman modal. "Jadi, yang diharapkan PMDN yang masuk serta co production kerja sama antara PMDN dan PMA. Kemudian perusahaan bioskop yang memberikan kuota 60% bagi film Indonesia sesuai dengan UU Perfilman," lanjutnya.

Namun demikian, Endah juga mengingatkan agar investasi di sektor bioskop dapat memperhatikan komposisi pemeringkatan kelas bioskop dan perbandingan kepadatan bioskop (ratio density) di sebuah kota untuk mewajibkan pembukaan bioskop baru di kota kecil.

"Kami juga sedang mengkaji agar setiap bioskop harus memiliki alat pendukung berupa sistem pelaporan tiket bioskop terbaru (integrated box office system). Ini mengadopsi sistem yang diterapkan di Korea Selatan," sebutnya.

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Usaha BKPM Pratito Soeharyo mengemukakan BKPM akan terus berupaya dan berkoordinasi dengan kementerian teknis terkait untuk mengembangkan investasi sektor perfilman Indonesia.

"Dengan dibukanya DNI diharapkan ini akan mengubah penetrasi film Indonesia yang sebelumnya lemah," imbuh Tito.

Tito menilai bahwa perlu peningkatan koordinasi antara lembaga-lembaga yang mengurusi sektor perfilman sehingga dapat menciptakan suatu iklim investasi yang kondusif serta dapat menangkap fenomena perkembangan sektor perfilman yang ada di tanah air.

Sebelumnya Kepala BKPM, Franky Sibarani menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima beberapa minat investasi asing yang ingin menanamkan modalnya di sektor perfilman.

"Terutama di sektor eksibisi dalam hal ini bioskop. Tercatat yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, serta Taiwan," ujar Franky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: