Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, melihat pemberitaan media mengenai Ahok vs Risma saat ini sudah berlebihan.
"DKI 1 ini memang panas karena ibukota memang di DKI, tapi di luar itu menurut saya wartawan, kita semua, terperangkap kepada berita wicara sehingga kurang mendapatkan kekayaan, pengetahuan mengenai program dari orang-orang yang akan menjadi DKI 1," kata dia, kepada ANTARA News, ditemui di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
"Kita tidak mendapatkan gambaran, tapi kita mendapatkan news dari cara berita wicara, orang-orang bicara tentang apa, umpatan-umpatan apa yang muncul itu kemudian mendapatkan liputan dan itu menurut saya berlebihan," sambung dia.
Menurut dia media seharusnya fokus kembali kepada program, kepada kebutuhan Jakarta, dan justru bertanya kepada kelompok-kelompok untuk mengetahui pemimpin seperti apa yang mereka butuhkan.
Lebih lanjut, Yosep melihat kemungkinan adanya kepentingan media dibalik pemberitaan tersebut. Karena hal ini mendapat perhatian dari masyarakat, dan masyarakat larut dalam situasi ini, sehingga kemudian media mau tidak mau memfokuskan diri pada pemberitaan seperti itu.
"Akan tetapi, di luar itu, ada kemungkinan partai-partai dan para calon ini bekerja sama dengan media untuk mengatur pemberitaan seperti itu. Kalau menurut saya silahkan saja selama itu media cetak tidak menggunakan frekuensi publik," ujar dia.
"Tapi taati kode etik jurnalistik, bedakan juga mana wilayah redaksi mana wilayah iklan, jangan sampai kemudian para calon ini memberi uang kepada media dan membuat liputan, membuat profil, dan seterusnya secara berlebihan karena itu melanggar prinsip filantropi," tambah dia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement