BUMN Nuklir asal Rusia, Rosatom, dan Dewan Pembangunan Berkelanjutan Nasional Kamboja memperkuat kerja sama di bidang energi nuklir dengan mengadakan pertemuan guna membahas dan mempelajari kegunaan atom untuk tujuan damai, termasuk pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Diskusi tersebut dilakukan dalam sebuah kelompok kerja bersama (joint working group) yang berlangsung pertengahan bulan Agustus ini.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dari Rusia untuk Kamboja Dmitry Tsvektov mengatakan Rusia dan Kamboja tengah sama-sama aktif untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang termasuk ekonomi dan teknologi atom.
"Atom bisa menjadi landasan bagi pembangunan berkelanjutan di Kamboja. Di satu sisi atom dapat memenuhi kebutuhan energi untuk ekonomi negara yang sedang berkembang dan di sisi lain atom juga menjadi sumber energi murni yang tetap akan menjaga kelestarian alam," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa anak perusahaan Rosatom, termasuk Rosenergoatom – perusahaan operator PLTN dari Rosatom – yang berbagi pengalaman mereka dalam membangun infrastruktur nuklir di Rusia dan negara-negara lain yang hendak mengembangkan energi nuklir.
Adapun dari pihak Kamboja dihadiri oleh beberapa institusi, selain Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan, antara lain Dewan Nasional Ilmu dan Teknologi, Kementerian Industri dan Kerajinan, Kementerian Pertambangan dan Energi, Kementerian Ekonomi dan Keuangan, dan Kementerian Pendidikan.
Dalam rapat tersebut, kedua pihak mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan untuk berbagai bentuk implementasi teknologi nuklir yang dapat mendukung pembangunan sosial-ekonomi di Kamboja. Prioritas yang paling utama terletak pada peningkatan kesadaran masyarakat dan perbaikan kualitas tenaga kerja manusia di bidang energi nuklir dan teknologi nuklir.
Menteri Lingkungan Hidup Kamboja yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Say Samal mengatakan kerja sama dengan Rusia merupakan upaya Kamboja untuk memajukan sosio-ekonomi, memodernisasi ekonomi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan, serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam.
"Kami tertarik dengan teknologi nuklir karena pengaplikasiannya yang beragam pada bidang kesehatan, industri, agrikultur, dan sektor-sektor lain dalam ekonomi. Dalam jangka panjang teknologi nuklir bisa memenuhi permintaan energi kami yang kian meningkat. Kami juga senang karena langkah awal ini kami kerjakan bersama dengan partner yang berpengalaman seperti Rosatom," ujar Say Samal.
Disampaikan, salah satu bidang kunci kerja sama Rusia-Kamboja dalam industri nuklir adalah penyebaran informasi terpercaya mengenai teknologi nuklir di masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini, kedua belah pihak menetapkan proyek untuk membuat Pusat Informasi Energi Nuklir (Nuclear Energy Information Centre) di Kamboja.
"Pusat informasi ini merupakan platform komunikasi yang komprehensif yang akan memungkinkan masyarakat dari berbagai usia dan profesi untuk memahami dasar dari energi dan teknologi atom dengan metode yang interaktif. Rosatom telah membuat 17 pusat informasi yang serupa, termasuk di Vietnam, Bangladesh, dan Turki. Menurut data statistik, lebih dari 80% pengunjung mengubah pandangan mereka terhadap energi nuklir setelah mengunjungi pusat informasi ini," kata Egor Simonov selaku Wakil Presiden Rosatom wilayah Asia Tenggara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement