Auditor Internal Bukan Rem, tapi Sistem Navigasi Organisasi
The Institute Internal Auditors Indonesia (IIA Indonesia) kembali menghadirkan konferensi nasional tahunan di Westin Nusa Dua Bali pada tanggal 6-7 September 2016.
Pada tahun ini perhelatan tahunan profesi internal auditor dan konsultan di area governance risk dan control ini mengusung topik The Art of Internal Auditing: The Future of Internal Auditing in a Changing Landscape.
"Organisasi di seluruh sektor baik swasta dan pemerintah merasakan pesatnya perkembangan yang terjadi dalam lingkungan operasinya dan IIA menyadari hal tersebut agar profesi ini mendapatkan dukungan dari organisasi profesi untuk bisa menghadapi tantangan yang ada dan bisa membawa organisasi mereka mencapai tujuan, visi, dan misinya," kata President IIA Indonesia Hari Setianto di Bali, Selasa (6/9/16).
Hari Setianto mengatakan konferensi ini merupakan acara milik seluruh profesional di Indonesia yang menggeluti area terkait audit internal, tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal.
Dalam ajang ini pelaku profesi ini dapat berbagi pengalaman dan pandangan tentang bagaimana profesi auditor internal dapat memberikan nilai yang berarti bagi organisasi di tempat mereka berada yang mana sejalan dengan moto IIA Indonesia, yaitu Progress through Sharing di mana dari adanya berbagi pandangan dan pengalaman dapat membantu yang lain untuk membangun organisasinya karena profesi auditor internal kini dituntut untuk dapat meningkatkan dan melindungi nilai organisasi melalui pemastian, pemberian advis, serta pandangan ke depan yang berbasis risiko secara indendepen dan objektif.
"Tuntutan ini tidak mudah dan merupakan tantangan besar bagi profesi karena profesi ini harus bisa membantu organisasinya mencapai tujuan melalui pendekatan yang sistematis untuk selalu mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas dari proses manajemen risiko, pengendalian internal, dan tatakelola," ujarnya.
Ketua panitia Konferensi Nasional IIA Indonesia 2015 yang juga Governor IIA Indonesia Angela Simatupang memaparkan seminar ini dihadiri sekitar 500 orang dan menghadirkan berbagai pembicara dari Indonesia serta dari luar negeri seperti Austria, Singapura, Malaysia, Australia, baik dari sektor swasta maupun publik.
Konferensi ini menghadirkan 20 sesi bahasan topik dengan melibatkan 30 pembicara agar dapat membantu profesi meningkatkan kinerjanya dan kinerja organisasi mereka dengan cakupan bahasan teknis dan non-teknis. Beberapa pembicara yang akan mengisi acara ini antara lain adalah Angela Witzany, Chairman dari IIA Global; Prof.Dr. Ilya Avianti, Komisioner OJK dan Ketua Dewan Audit.
IIA Indonesia juga berusaha memberikan perspektif dari luar profesi untuk memperkaya, seperti dengan kehadiran Cak Lontong dalam konferensi ini.
"Topik-topik yang akan dibahas dalam konferensi ini mencakup perkembangan terkini yang perlu dicermati oleh profesi auditor intern, khususnya area yang dapat berdampak kritikal pada organisasi dan risiko-risiko baru yang dihadapi organisasi di sektor publik dan swasta karena di era di mana tuntutan publik dan regulasi bergerak sangat cepat, knowledge is power, menjadi sangat relevan," paparnya.
Angela Simatupang menyampaikan internal auditor perlu diberdayakan (empowered), harus bisa terhubung (connected) dengan segala aspek operasional organisasi baik internal maupun eksternal dan harus adaptif terhadap perubahan yang pasti terjadi dan jangan pernah puas atas kinerja saat ini, selalu berusaha meningkatkan standar ekspektasi diri dalam bekerja.
"Untuk itu. perlu ada perubahan pola pikir dan konferensi ini berusaha memfasilitasi perubahan pola pikir dan kinerja tersebut agar wawasan profesi ini semakin terbuka. Menggunakan analogi sebuah mobil, dahulu auditor intern dikonotasikan sebagai rem, alat untuk menyetop aktivitas tertentu yang dianggap bisa membahayakan, misalkan apabila mobil melaju terlalu kencang," terangnya.
Analogi ini sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan zaman, lanjut Angela Simatupang. Kini, auditor intern dituntut untuk bisa memberikan lebih dari itu.
"Rem hanya untuk menyetop atau mengurangi laju kendaraan, tapi tidak memberikan pengaruh besar pada arah dan tujuan. Kini, profesi auditor intern sudah menjadi bagian penting dari organisasi manapun. Sekarang saatnya profesi ini mengubah pola pikir dari 'rem' menjadi 'alat navigasi'," jelasnya.
Angela Simatupang menyampaikan sistem navigasi modern saat ini bisa memberikan informasi yang cukup akurat mengenai estimasi waktu perjalanan, feedback, serta kemajuan perjalanan, didukung oleh suara yang ramah sewaktu memberikan arahan navigasi, menyadari kalau kita terlewat sebuah belokan atau putaran dan langsung memberikan saran untuk arahan baru, dapat diprogram apakah kita mau lebih cepat atau dengan jarak lebih sedikit atau tidak mau melewati area-area tertentu, beberapa sistem juga memberikan peringatan apabila pengemudi melaju terlalu kencang.
"Inilah perubahan pola pikir yang dimaksud, profesi ini harus bisa memberikan pemastian bahwa organisasi memang berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan dan memberikan update yang tepat waktu mengenai kemajuan pencapaian tujuan tersebut, memberikan rekomendasi perbaikan apabila ada sesuatu yang menyimpang, mengidentifikasi risiko di awal dan di sepanjang perjalanan, serta mengingatkan direksi dan dewan komisaris mengenai ini, dan memberikan pemastian apakah organisasi sudah sampai di tujuan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement