Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) secara global sebenarnya tidak berada di bawah harapan. Cuma kalau melihat realisasi penyalurannya per 31 Agustus 2016, KUR masih lebih banyak dinikmati sektor perdagangan (besar dan eceran) yang mencapai 68%, sedangkan sektor pertanian (termasuk perkebunan, kehutanan) hanya mencatat penyerapan 15,51%. Sektor lainnya bahkan lebih kecil lagi, yakni jasa-jasa 10,86%, industri pengolahan 4,49%, dan perikanan 1,15%.
"Padahal arah yang diinginkan pemerintah, KUR mestinya menyasar kredit mikro. Komposisi yang sekarang belum sesuai dengan komposisi perekonomian kita. Kita ingin KUR ini lebih disalurkan kepada petani, nelayan, dan peternak," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memimpin Rapat Koordinasi tentang KUR di Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Menurutnya, salah satu penyebab tersendatnya realisasi KUR ke sektor pertanian adalah minimnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki kalangan bank penyalur untuk menjangkau para calon debitur di lapangan.
"Sektor perdagangan selama ini lebih menguasai. Ini disebabkan perdagangan berada di garda terdepan, paling mudah dijangkau. Sementara sektor pertanian sulit untuk dijangkau," imbuh Darmin.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyarankan pemerintah perlu melakukan pendekatan berbeda untuk meningkatkan realisasi KUR di luar sektor perdagangan. "Pemerintah perlu mendalami kemungkinan adanya KUR khusus untuk mendorong ekskalasi pertumbuhan KUR di luar sektor perdagangan," ungkapnya.
OJK yang melakukan kajian cepat terhadap data debitur pada tiga bank BUMN (BRI, BNI, Mandiri) pada Juni 2016 mendapatkan hasil 58,30% debitur yang menerima fasilitas KUR pada 2016 merupakan debitur baru, 23,73% merupakan debitur switching dari KUR skema lama, dan 17,97% merupakan debitur switching dari kredit komersial.
"Untuk tahun depan, yang switching ini harus dikurangi," tegas Darmin.
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, hingga September 2016 penyaluran KUR sudah mencapai sekitar 65% dari target penyaluran Rp120 triliun. Penyaluran tersebut meliputi kredit mikro sebesar Rp44,7 triliun dan ritel Rp20,5 triliun. Sementara untuk penempatan tenaga kerja Indonesia baru terealisasi Rp79,5 miliar. Rakor juga menyepakati untuk memperluas basis penerima KUR tahun depan.
"Sektor e-commerce untuk startup harus diantisipasi. Juga untuk para petani karet," kata Darmin.
Selain itu, agar bank syariah juga bisa menyalurkan KUR, klausul tentang margin akan ditambahkan dalam rencana revisi Permenko tentang KUR. Begitu pula badan hukum koperasi bisa ambil bagian dalam penyaluran KUR.
"Tapi, Kementerian Koperasi bersama OJK harus menyusun parameter mana koperasi yang sehat, mana yang tidak agar seluruh lembaga penyalur memiliki level playing field yang sama," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement