Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Karet di Lebak Merosot jadi Rp4.200/Kg

Warta Ekonomi, Lebak -

Harga karet di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak dua pekan terakhir anjlok dari Rp12.000/kg menjadi Rp4.200/kg sehingga berdampak terhadap pendapatan petani.

"Kami merugi dengan turunnya harga itu, karena tidak sebanding dengan biaya produksi," kata Cecep (55) petani karet di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sabtu (17/9/2016).

Ia mengatakan, pihaknya saat ini terpaksa mengurangi tenaga pengambil getah karet (nyadap) akibat minimnya permintaan pasar.

Saat ini, petani karet di wilayahnya banyak yang memberhentikan tenaga pengambil getah karet karena harga di pasaran anjlok sekitar 80 persen dari Rp12.000/kg.

"Saya sendiri saat ini yang bekerja di kebun hanya lima orang lagi dari 15 tenaga penyadap karet," katanya menjelaskan.

Menurut dia, sejak tiga bulan terakhir juga produksi karet menurun dari empat kuintal kini menjadi dua kuintal per minggu seluas satu hektare akibat sering dilanda hujan.

Selain itu kualitas getah karet juga kurang bagus.

Dengan anjloknya produksi, kata dia, petani merugi karena tidak sebanding dengan biaya produksi tersebut.

Saat ini harga karet berbentuk lump Rp4.200/kg dan karet berbentuk sheet Rp21.000/kg. Dia mengatakan, anjloknya harga karet tersebut karena permintaan pasar dunia berkurang juga produksi menurun.

"Kami berharap harga karet kembali normal sehingga petani tidak dirugikan," katanya.

Begitu juga petani karet di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengaku selama ini harga karet terus menurun akibat lesunya permintaan pasar dunia sehingga mengancam terhadap pendapatan petani karet.

Saat ini, petani banyak yang membiarkan tanaman tanpa perawatan karena sejak mengalami penurunan harga di pasaran.

Sebab, usaha perkebunan karet di sini menjadikan andalan, namun saat ini tidak bisa menguntungkan untuk kesejahteraan keluarga.

"Kami bingung dengan anjlok harga karet itu," katanya.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak Kosim Ansori mengatakan anjloknya harga karet di pasar dunia itu akibat perusahaan industri beralih menggunakan karet sintesis.

Sebab, penggunaan karet sintesis lebih murah dibandingkan dari getah karet.

Namun demikian, pihaknya meminta petani bersabar dengan turunya harga karet tersebut. Ia menyebutkan, perkebunan karet milik masyarakat di Lebak cukup besar dalam menyumbangkan ekonomi pedesaan.

Berdasarkan data jumlah areal perkebunan karet di Kabupaten Lebak mencapai 11.200 hektare dan dapat menyerap tenaga kerja lokal sekitar 250.000 orang.

Saat ini petani karet di Kabupaten Lebak bisa menjual antara lima sampai 20 ton per hari.

"Saya yakin ke depan harga karet dipastikan kembali naik," jelasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: