Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

British American Tobacco Berencana Lakukan Merger dengan Reynolds

Oleh: ,

British American Tobacco Berencana Lakukan Merger dengan Reynolds Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

British American Tobacco (BAT) berencana untuk melakukan merger dengan mitranya asal Amerika Serikat, Reynolds, dalam kesepakatan senilai US$47 miliar. BAT ingin membeli 57,8 persen saham Reynolds. Kesepakatan merger tersebut akan menciptakan pemain raksasa baru di tembakau dunia.

Kesepakatan tersebut akan mempertemukan beberapa merek industri tembakau paling terkenal di dunia, yakni Dunhill, Lucky Strike, Rothmans, dan Camel. BAT menjadi pemegang saham di Reynolds sejak tahun 2004 dan perusahaan mengatakan bahwa merger tersebut merupakan perkembangan logis dalam hubungan antara kedua perusahaan.

Mengutip BBC di Jakarta, Minggu (23/10/2016), penawaran yang diajukan BAT untuk bisnis AS tersebut adalah US$ 20 miliar dalam bentuk tunai dan US$ 27 miliar berupa saham. BAT akan membeli saham Reynolds sebesar US$ 56,50 per lembar, dibandingkan dengan harga penutupan sebesar US$ 47,17.

Perusahaan yang tergabung dalam indeks FTSE 100 tersebut mengatakan melalui merger, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya hingga US$400 juta. Perusahaan belum mengadakan pembicaraan dengan Reynolds dan mengatakan bahwa merger harus disetujui oleh semua direktur independen perusahaan AS.

Ini adalah kesepakatan asing terbesar oleh sebuah perusahaan Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Ini juga menandai konsolidasi substansial dalam jajaran perusahaan tembakau besar. Jenis konsolidasi yang baru saja terjadi di lain industri yakni penggabungan dua perusahaan bir terbesar di dunia, AB InBev dan SAB Miller.

RJ Reynolds telah beroperasi sejak 1875 dan merupakan perusahaan rokok terbesar kedua di AS setelah Altria, yang memiliki Philip Morris USA.

Tahun lalu, Reynolds menyelesaikan kesepakatan pengambilalihan saingannya Lorillard seesar US$ 25 miliar. Perusahaan gabungan tersebut terpaksa menjual sejumlah merek, termasuk Kool, Salem dan Winston, untuk memenuhi persyaratan regulator. Mereka akhirnya dibeli oleh Imperial Tobacco Inggris sebesar US$ 7,1 miliar.

BAT juga merilis hasil untuk sembilan bulan pertama tahun ini pada hari Jumat yang menunjukkan bahwa pendapatan naik 8,1 persen. Perusahaan mengatakan akan ada dampak dari penurunan sterling terhadap dolar dan perdagangan yang tetap menantang di sejumlah pasar utama.

BAT merupakan perusahaan rokok terbesar kedua di dunia yang berbasis di London dan didirikan pada tahun 1902.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: