The Association of Certified Fraud Examiners-Indonesia Chapter (ACFE IC) selama tiga hari pada tanggal 25-27 Oktober 2016 menyelenggarakan the National Anti-Fraud Conference (NAFC) bertempat di Hotel Patra Jasa Semarang. NAFC di Semarang merupakan yang ketujuh kalinya dilakukan ACFE IC sejak tahun 2010.
NAFC merupakan kontribusi tahunan ACFE IC kepada bangsa Indonesia untuk mengedukasi dan membangkitkan semangat pemberantasan fraud dan korupsi di semua jenis institusi. NAFC tahun ini mengangkat tema a Thousand Doors of Fraud Facets-Getting a Closer Look into your Fraud Prevention Strategy.
Tema ini disesuaikan dengan ikon kota Semarang, yaitu Lawang Sewu. Tema ini mengandung arti bahwa fraud itu banyak sekali jenis dan modusnya mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks melibatkan kolusi dan atau teknologi informasi, termasuk melibatkan teknik pencucian uang yang canggih dan sistematis. Mengingat banyaknya jenis dan modus fraud maka ACFE IC menyebutnya sebagai a Thousand Doors of Fraud Facets menyerupai istilah Lawang Sewu.
Fraud dan korupsi telah nyata memberikan dampak kerugian baik secara finansial maupun yang bersifat nonfinansial seperti menimbulkan reputasi buruk dan gangguan sosial. Dampak fraud juga mengenai sektor komersial seperti perbankan, konstruksi, perdagangan. Tidak ada institusi yang steril dari fraud. Untuk itu, bangsa Indonesia harus menyadari bahaya fraud dan korupsi serta bersama-sama memberantas atau mengurangi fraud dan korupsi melalui pencegahan fraud dan korupsi yang efektif.
Organisasi atau institusi yang merasa risiko fraud dan korupsi sangat berbahaya seharusnya serius mengembangkan personelnya yang mampu menerapkan strategi dan program anti-fraud secara komprehensif. Terlebih sesuai tema NAFC ini, fraud dan korupsi semakin canggih dan memiliki banyak modus. Strategi dan program anti-fraud tersebut bahkan merupakan wujud tata kelola yang baik dan pembuktian komitmen dan integritas pemilik dan pengurus organisasi. Melalui NAFC ini, ACFE IC mendorong semua institusi dapat mewujudkannya.
Kota Semarang dipilih karena ada warisan budaya yang baik seperti langgam Ronggowarsito tentang konsep eling dan waspodo dan juga karena adanya komitmen Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk membangun Provinsi Jawa Tengah yang terhindar dari perbuatan fraud dan korupsi. Ini menunjukkan ACFE IC mendukung kepemimpinan yang peduli pada anti-fraud dan korupsi.
Dalam ajang NAFC ini, selama dua hari praktisi profesi dan akademisi saling berbagi pengalaman dan pandangan tentang fraud dan korupsi. Pada tahun ini, ACFE IC mengangkat secara khusus money laundering (pencucian uang) seiring dengan isu tax amnesty dan panama paper yang menjadi isu global dan Indonesia.
Selain itu, ACFE IC selama dua tahun berturut-turut telah menghadirkan pre-conference di hari pertama NAFC yang berisi presentasi karya tulis artikel dan riset terkait fraud dan korupsi oleh akademisi, praktisi, dan peminat anti-fraud dan korupsi. Presentasi ini merupakan kelanjutan call for papers dan merupakan rangkaian dari misi ACFE IC untuk mengembangkan penelitian anti-fraud dan korupsi yang keindonesiaan.
Dengan bangga ACFE IC telah menghadirkan Asia Pacific Fraud Journal (APFJ) yang diharapkan menjadi referensi penelitian dan studi tentang antifraud dan korupsi. Patut dibanggakan juga ACFE IC telah menyelesaikan studi survey profil fraud dan korupsi di Indonesia. Hasil survey tersebut disampaikan oleh Presiden ACFE IC, Gatot Trihargo pada pembukaan NAFC 2016.
NAFC dihadiri lebih dari 300 peserta baik yang berasal dari Sektor Pemerintahan maupun Sektor Komersial dan menghadirkan berbagai pembicara dari Indonesia, serta dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dengan menyajikan dua keynote dan 8 materi track dan panel.
Keynote speaker dan sekaligus membuka acara NAFC 2016 adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Para pembicara NAFC melibatkan berbagai profesi karena sesuai karakteristik fraud dan korupsi maka materi dan spirit NAFC ini menjadi milik lintas profesi yaitu akademisi, penegak hukum, auditor intern, manajemen risiko dan kepatuhan, bahkan psikolog dan sosiolog serta jurnalis.
Sesuai dengan semangat Gubernur Jawa Tengah dan semangat ACFE IC maka kita berharap Indonesia menjadi negara yang berintegritas dan bermartabat yang ditandai dengan pengurangan perbuatan fraud dan korupsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement