Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kendaraan Elektronik, Masa Depan Industri Otomotif Tanah Air

Kendaraan Elektronik, Masa Depan Industri Otomotif Tanah Air Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

BMW Group Indonesia menekankan pentingya e-mobility (electronic mobility) atau kendaraan yang menggunakan prinsip elektronik untuk bergerak sebagai masa depan industri otomotif di Tanah Air.

"BMW Group secara konsisten terus bekerja keras dalam menghadirkan berbagai inovasi dan teknologi terkini untuk menghadapi tantangan dan permintaan di masa depan," kata Presiden Direktur BMW Group Indonesia Karen Lim dalam siaran pers di Jakarta.

Menurut Karen Lim, di BMW, pihaknya telah menciptakan sebuah definisi dan standar baru akan kendaraan yang melambangkan masa depan dan menggunakan 'electronic mobility' melalui sub-brand BMW i.

Dia menjelaskan, BMW i adalah sebuah konsep kendaraan visioner dengan rancangan yang penuh inspirasi dan definisi baru akan kendaraan premium, dengan pengembangan keberlanjutan sebagai kunci.

"Teknologi-teknologi yang dihadirkan BMW melalui BMW i adalah usaha nyata dari kami dalam menciptakan sebuah wujud baru lahirnya generasi baru akan kendaraan revolusioner," jelas Karen.

Dia meyakini bahwa BMW i merupakan persembahan dari pihaknya dalam menandai babak baru akan e-mobility serta revolusi akan cara orang berkendara di masa depan.

BMW i8 adalah kendaraan plug-in hybrid pertama di Indonesia, yang telah diluncurkan untuk pasar Indonesia pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 lalu.

"Kendaraan sport mutakhir itu menggabungkan sistem plug-in hybrid dengan kabin penumpang yang terbuat dari carbon-fibre-reinforced plastic (CFRP) dan kerangka aluminium untuk mesin dan motor listrik, baterai dan suspensi," ucapnya.

Berdasarkan data yang dicantumkan ensiklopedia dunia maya Wikipedia, sepanjang 2016 hingga bulan Juli, telah terjual kendaraan listrik hingga sebanyak 535.619 unit kendaraan di Eropa, 491.477 unit di AS, dan sekitar 462.000 di China.

Sedangkan tingkat kepemilikan tertinggi di dunia pada 2015 untuk mobil listrik dipegang oleh Norwegia dengan sekitar 22,4 persen kendaraannya adalah elektrik, dan diikuti oleh Belanda (9,6 persen), Swedia (2,5 persen), dan Denmark (2,3 persen).

Tidak heran pula bila berdasarkan pemberitaan laman media www.independent.co.uk, Norwegia berencana untuk melarang penggunaan mobil dengan menggunakan BBM yang ditargetkan dapat terealisasikan pada tahun 2025. (Ant).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Leli Nurhidayah

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: