Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo menganggarkan Rp15 miliar di luar anggaran APBN untuk mengembangkan produk pertanian di daerah tersebut.
"Sesuai dengan program yang kami implementasikan ke dalam Rancangan Pembangunan jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gorontalo pada dokumen nawacita, sektor pertanian kita tempatkan pada posisi program unggulan lima tahun ke depan," kata Wakil Bupati Fadli Hasan pada seluruh Koodinator Balai Penyuluh (KBP) dan UPTD 19 Kecamatan se-Kabupaten Gorontalo di Kelurahan Dutulanaa, Kecamatan Limboto, Minggu (13/11/2016).
Pada kegiatan itu juga, Wakil Bupati Fadli Hasan melakukan demo penanaman padi menggunakan alat Transplanter.
Wakil Bupati Fadli mengatakan, guna menopang hal tersebut, Pemkab Gorontalo bahkan telah menganggarkan Rp15 miliar untuk pengembangan produk pertanian di daerah, diluar dari anggaran APBN. Menurut dia, sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar bagi Daerah yakni 32 persen lebih besar dibanding dengan sektor-sektor lainnya.
"Jadi ini merupakan suatu indikasi yang mana Kabupaten Gorontalo perekonomianya masih ditopang oleh sektor pertanian," ujar Fadli Hasan.
Oleh karena itu, menurut Fadli Hasan untuk mewujudkan rencana pengembangan sektor dan produk pertanian maka petani harus ditopang sumber daya para penyuluh juga petani yang mumpuni sekaligus di topang dari sisi pemanfaatn teknologi mutakhir, agar lebih baik dalam peningkatan hasil pruduksi pertanian seperti dengan pemanfaatan alat penanam padi Transplanter, yang nantinya akan memudahkan para petani pada proses tanam.
"Mengedepankan persoalan pertanian berarti kita harus peduli terhadap sumberdaya pertanian itu sendiri agar tujuan dan sasarannya benar-benar tepat," ujarnya.
Sementara itu Ketua Pemuda Tani Indonesia (PTI) Kabupaten Gorontalo, Suharto Nteya menjelaskan, kegiatan tatap muka ini dilaksanakan sekaligus diisi dengan demo penggunaan alat tanam padi Transplanter.
Untuk Kabupaten Gorontalo sendiri, mesin Transplanter yang merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian berjumlah 34 unit tersebar di 12 Kecamataan yang dinilai memenuhi syarat untuk pengembangan sektor pertaniannya. Dan dari segi pemanfaatannya sendiri alat tersebut, kata Suharto sangat membantu para petani pada saat memasuki proses tanam.
"Karena prosesnya sendiri tidak memakan waktu lama dibanding dengan proses tanam secara manual dimana satu hektare sawah butuh 10 orang penanam dan akan membutuhkan waktu hingga dua hari," jelasnya.
Suharto menambahkan, kalau menggunakan alat Transplanter cukup satu orang yang mengoperasikan alat transplanter dan waktu yang diperlukan untuk 1 hektare sawah hanya dua sampai tiga jam. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement