Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OSO: Dulu Malaysia Belajar ke Indonesia

OSO: Dulu Malaysia Belajar ke Indonesia Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang bertekad keras untuk memajukan pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Mantan Pimpinan DPD RI ini menegaskan, sudah seharusnya Indonesia kembali lagi menjadi tempat belajar para pelajar asing.

"Lihat saja, dulu Malaysia belajar ke kita (Indonesia). Tetapi sekarang mengapa sebaliknya, malah anak-anak kita ke Malaysia, malah jadi terbalik. Maka kita wajib mencintai republik ini," ucap pria yang akrab disapa OSO ini ketika membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR dan seminar nasional bertema "Peran Fungsi Pemuda dan Mahasiswa Pedesaan dalam Menghadapi Bonus Demografi Bagi Pemuda Produktif di Tahun 2020" di Hotel Grand Mahkota, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (6/12/2016).

Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dihadiri sekitar 500 mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Kayong Utara yang kuliah di Pontianak ini,? Oso mengatakan kepada penerus bangsa itu harus menjalankan 5 S guna mengembalikan kembali taji Indonesia dalam dunia pendidikan.

"Jadi kita harus terapkan 5 S, yaitu Strategi, Struktur, Skill (kemampuan) , Sistem, Speed (kecepatan) dan target. Saya yakin, seluruh ilmu itu ada di Kayong," ucap Oso.

Akan tetapi, Oso meminta kepada para mahasiswa/i untuk mengantisipasi serangan pihak luar yang ingin menghancurkan masa depan bangsa. Menurutnya, maraknya peredaran narkoba di Indonesia saat ini adalah senjata terakhir dari pihak luar untuk memecah belah bangsa.

"Serangan pihak asing ke Indonesia begitu kuat. Tetapi mereka nggak bisa menghacurkan pake ideologi , pidana ataupun 'political will' (keinginan politik), mereka nggak mampu. Maka mulailah mereka mencoba dengan menyelundupkan narkoba, dan membuat penerus bangsa jadi rusak karena kecannduan," tandas Oso.

Ditempat yang sama, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid mengatakan sosialisasi Empat Pilar MPR ini penting karena banya orang sudah melalaikan nilai-nilai Empat Pilar. Hildi mencontohkan banyak masyarakat yang tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat upacara. "Kebangsaan kita luntur. Contoh lain lunturnya gotong royong. Karena itu sosialisasi Empat Pilar menjadi penting," kata Hildi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: