Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pedagang Soto dan Bubur Akhirnya Bisa Kredit Rumah 

Pedagang Soto dan Bubur Akhirnya Bisa Kredit Rumah  Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program Sejuta Rumah akhirnya mewujudkan mimpi siapa saja untuk memiliki rumah. Dari pegawai negeri golongan rendah, karyawan swasta non manajerial, hingga pedagang kecil kini tak ragu untuk mengambil KPR. Dengan memiliki rumah sendiri meskipun masih kredit tapi sudah membuat mereka tenang, sebab apa yang dibayar setiap bulan pada akhirnya akan menjadi milik sendiri.?

Manfaat Program Sejuta Rumah ini seperti dirasakan oleh Eful Saifullah (35), pedagang soto dan bubur di Komplek Perkantoran Kota Bekasi, Jawa Barat. Pedagang yang menempati deretan warung yang dikelola oleh Pemkot Bekasi itu menandatangani akad pembelian rumah di Bank Tabungan Negara (BTN) akhir Februari 2017 lalu. Dia mengaku lega, bulan berikutnya tidak lagi mebayar uang kontrakan, tapi membayar cicilan rumah sendiri, di Sukatani, Cikarang, Bekasi.?

Diakui oleh Eful, selama ini dia ragu apakah pekerjaanya sebagai pedagang dapat mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR). Dia khawatir pedagang kecil seperti dirinya dianggap oleh bank tidak akan mampu untuk membayar cicilan rumah yang tidak sedikit dan tempo yang cukup lama.?

Namun dia sudah membuktikan, sejak merantau dari kampung halaman Tasikmalaya, Jawa Barat tahun 1999 lalu. Selama ini dia tinggal di rumah kontrakan, yang sejak 5 tahun terakhir ini telah dibayarnya dengan biaya sewa mencapai Rp 700 ribu per bulan, di tambah listrik kurang lebih Rp 300 ribu per bulan. Total uang tersebut cukup untuk membayar cicilan rumah sebesar Rp 1 juta per bulan.?

Pekerjaannya sebagai pedagang soto dan bubur tenyata juga cukup menjanjikan. Apa lagi dia sudah berdagang di tempat itu selama belasan tahun, itu semakin menunjukkan bahwa usahanya tersebut sudah menjadi sumber pendapatan yang dapat dipastikan. Bahkan untuk menambah penghasilannya, Eful tetap berjualan bubur ayam pada saat kegiatan Car Free Day (CFD). Ditambah lagi, istrinya memiliki sampingan sebagai sales produk tupperware yang hasilnya juga cukup lumayan.?

Menurut Eful pendapatannya dari warung saja saat ini mencapai Rp 8 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Pendapatan tersebut memang bukan pendapatan bersih, setelah dipotong untuk membayar sewa warung Rp 2 juta per bulan, gaji karyawan Rp 1,5 juta per bulan, dan modal usaha sekitar Rp 1 juta per bulan, Eful dapat menyisihkan sekitar Rp 3,5 juta hingga Rp 5,5 juta per bulan.?

Penghasilan tersebut selama ini cukup untuk membayar kontrakan rumah dan listrik mencapai Rp 1 juta per bulan, dan menghidupi keluarganya yang kini juga bukan lagi keluarga kecil lagi. Eful sudah memiliki empat orang anak, anak pertama duduk di bangku SMP, anak kedua di banku SD, anak ketiga TK, anak ke empat masih dua tahun. Di tambah satu lagi yang sudah ada di dalam kandungan istrinya.?

?Anak saya sudah banyak, istri saya pengen kami segera punya rumah sendiri,? ungkap Eful.?

Keinginan tersebut akhirnya diwujudkan ketika mendengar ada rumah murah subsidi pemerintah. Setelah melihat lokasi perumahan Eful tidak ragu untuk membayar tanda jadi Rp 1 juta. Dia juga berpikir, kalau tidak cepat tidak ada kesempatan lagi untuk memilih lokasi yang paling strategis menurutnya.?

Proses berikutnya Eful melengkapi sejumlah syarat seperti Kartu Tanda Penduduk, Surat Nikah dan Kartu Keluarga. Syarat lainnya yang berkaitan dengan pendapatan, berupa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan penghasilan maksimal Rp 3 juta untuk mendapatkan subsidi. Berkaitan dengan usaha yang dijalankan tempat usaha Eful juga dilakukan survei oleh petugas.?

?Prosesnya cepat, sekitar dua bulan. Setelah itu saya dipanggil ke kantor untuk akad dan melunasi DP dengan total Rp 3,5 juta,? urai Eful.?

Untuk rumahnya sendiri, menurut Eful seharga Rp 133.500.000, dan akan dicicil selama 15 tahun. Rumah merupakan bangunan baru dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Luas bangunan 22 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi, dilengkapi dengan fasilitas listrik daya 1.300 VA.?

Bulan Maret 2017 Eful sudah menerima kunci rumah yang dibelinya. Berikutnya Eful sedang memikirkan bagaimana memulai kehidupan di lingkungan yang baru itu nantinya. Yang pertama, dia ingin semua anggota keluarganya dapat berkumpul. Sebab saat ini anak pertamanya tinggal bersama neneknya di kampung. Eful sebulan sekali harus pulang ke Tasikmalaya untuk menjenguk anaknya.?

Eful ingin rumah dari KPR BTN itu menjadi surga kecil bagi dia, istri dan anak-anaknya. Ketika angsuran rumah selesai nanti, dia bisa menambung penghasilan lebih banyak demi masa depan anak-anaknya. Dan suatu saat nanti dia juga ingin usahanya berkembang dan dapat membuka usaha lagi tak jauh dari rumahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: