Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Semua Negara Siaga dengan Kenaikan Suku Bunga The Fed

BI: Semua Negara Siaga dengan Kenaikan Suku Bunga The Fed Agus Martowardojo | Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini 100%, bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya atau fed fund rate (FFR) sebesar 25 basis poin pada rapat Federal Open Market Committe (FOMC) tanggal 14-15 Maret 2017. Untuk itu semua negara sedang mewaspadai dampak dari kenaikan tersebut.

"Hari-hari ini semua waspada mengenai kenaikan fed funds rate, semua negara mengambil posisi siaga karena ini dampaknya bisa kepada stabilitas sistem keuangan dunia, dan nanti berdampak kepada masing-masing negara," ujar Agus di Jakarta, Senin (13/3/2017).

Dia berharap Indonesia mampu menahan dampak negatif dari kenaikan FFR, karena secara umum semua indikator ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi yang kuat. Hal ini tercermin dari inflasi, transaksi berjalan, neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan cadangan devisa yang baik.

"Kita juga lihat bahwa nilai tukar kita walaupun agak tertekan tapi secara satu tahun sepanjang 2017 masih terlihat ada apresiasi, jadi kita harapkan Indonesia akan siap menerima kondisi fed funds rate di Amerika dan kita akan terus bisa jaga volatilitas nilai tukar kita," tukas Agus.

Sementara menurut Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy, kenaikan cukup signifikan cadangan devisa menjadi 119,9 miliar dolar AS pada Februari 2017 dinilai akan memitigasi risiko dari ketidakpastian ekonomi global, terutama risiko dari kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS.

"Cadangan devisa dapat melawan kondisi risiko dari eksternal (external headwinds) ke depannya karena levelnya sudah lebih dari kebutuhan minimum impor tiga bulan," kata Leo dalam paparan risetnya. Leo menambahkan, posisi cadangan devisa juga dapat menutup kebutuhan minimal impor dan larinya dana asing secara tiba-tiba sekitar 90 miliar dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: