Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

NTT Disiapkan Sebagai Pemasok Sapi Nasional

NTT Disiapkan Sebagai Pemasok Sapi Nasional Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Provinsi Nusa Tenggara Timur disiapkan untuk menjadi pemasok sapi nasioal yang mana saat ini produksi ternak sapi di wilayah tersebut mengalami penurunan akibat banyaknya ekosistem pastoral atau ladang penggembalaan ternak yang tidak dioptimalkan.

Bupati Belu Willybrodus Lay ditemui di Istana Wakil Presiden Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017) mengatakan bahwa pihaknya menginginkan produksi sapi di NTT bisa kembali meningkat guna memasok kebutuhan daging sapi nasional. Namun, saat ini masih perlu banyak upaya untuk pembenahan infrastruktur peternakan.

"Saat ini suplai dari NTT per tahun kurang lebih 50 ribu ekor, dan kami ingin meningkatkan produksi diatas 100 ribu per tahun," kata Willy seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sementara khusus pada Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, produksi sapi anjlok menjadi kurang lebih sebanyak 5.000 ekor per tahun dari sebelumnya berkisar antara 50.000-60.000 ekor per tahun akibat banyaknya lahan yang tidak terurus.

"Kendala, karena padang penggembalaan dan padang pastoral itu tidak terurus. Kami ingin menata ulang pastoral yang ada di Kabupaten Belu," kata Willy.

Sektor peternakan di Kabupaten Belu, selama ini belum dioptimalkan. Pemerintah Kabupaten Belu saat ini tengah merancang rencana kerja untuk optimalisasi sektor peternakan sapi dalam upaya menambah pasokan daging sapi untuk kebutuhan konsumsi nasional.

Kabupaten yang memiliki luas sebesar 1.284 kilometer persegi tersebut akan mengembangkan sektor peternakan dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk pengembangannya.

Nantinya, diharapkan dengan adanya peningkatan produksi sapi tersebut bisa memasok kebutuhan kebutuhan nasional lebih dari 100.000 ekor per tahun, atau satu per enam dari total jumlah impor sapi bakalan Indonesia dari Australia.

"Kami harus menata selama dua hingga tiga tahun untuk mencapainya. Sementara ini, untuk menambah jumlah populasi sapi dilakukan inseminasi buatan untuk memperbaiki mutu sapi," kata Willy.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada tahun 2016 impor sapi bakalan dari Australia kurang lebih sebanyak 600.000 ekor. Sementara pada 2017, diperkirakan impor sapi bakalan sebanyak 700.000 ekor.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai upaya untuk menambah jumlah sapi dalam negeri. Salah satunya memutuskan untuk mengubah skema atau bentuk kebijakan importasi sapi bakalan yakni pelaku usaha wajib mengimpor 20 persen dari total izin impor yang didapat, berupa sapi indukan.

Impor sapi indukan tersebut menggunakan rasio 1:5 bagi pelaku usaha, sementara untuk Koperasi Peternak dan Kelompok Peternak dengan rasio 1:10. Pemenuhan rasio tersebut nantinya dilakukan bertahap dan akan diaudit pada 31 Desember 2018.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar (SP2KP) Kemendag, rata-rata harga daging sapi nasional pada Jumat (7/4) sebesar Rp114.200 per kilogram. Harga tersebut masih jauh dari yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo yakni sebesar Rp80.000 per kilogram. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: