Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemindahan Ibu Kota Jangan Beratkan Beban Perekonomian

Pemindahan Ibu Kota Jangan Beratkan Beban Perekonomian Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, mengingatkan rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke pulau Kalimantan jangan sampai memperberat beban perekonomian untuk beragam infrastruktur baru yang memadai guna membuat tata kota laik pusat pemerintahan.

Pasalnya, jika itu terjadi perpindahan ibu kota bukannya menumbuhkan tetapi justru menggerus ekonomi negara, berupa beban anggaran infrastruktur baru serta memiliki dampak yang signifikan kepada warga.

"Masyarakat harus mengeluarkan biaya ekstra untuk melakukan pengurusan surat-surat yang berhubungan dengan perizinan dari pemerintah pusat," kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (7/7/2017).

Politikus Partai Gerindra itu mengingatkan bahwa selain infrastruktur perekonomian yang terpusat di Jawa, sekitar 60-70 persen penduduk Indonesia tersebar di pulau ini.?

Karenanya, ia menilai implementasi rencana pemindahan ibu kota tersebut akan sukar dilakukan, terlebih karena masyarakat dan pemangku kepentingannya juga terpusat di Jawa.

Sebelumnya, konsep megapolitan yang menggabungkan antara wilayah DKI Jakarta dengan beberapa kota administrasi di sekelilingnya dinilai merupakan alternatif dari wacana pemindahan ibu kota yang rencana untuk itu sedang digodok pemerintah.

"Saya sampai sekarang masih menganggap teori megapolitan Bang Yos (mantan Gubernur DKI Sutiyoso) masih masuk akal," kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Jakarta, Selasa (4/7).

Menurut dia, teori Megapolitan tersebut masuk akal antara lain mengingat beragam kondisi yang ada di wilayah DKI Jakarta pada saat ini.

Ia mengingatkan bahwa pada saat ini, semua pejabat negara dan lembaga negara masih ada di Jakarta.

Dengan demikian, lanjutnya, bila pemindahan ibu kota jadi dilaksanakan mulai tahun 2018 sesuai dengan wacana yang sedang berkembang di masyarakat, Fahri menilai bahwa hal tersebut masih perlu dikaji lebih cermat dan mendalam lagi.

Fahri juga menyayangkan bahwa terkait hal itu, terlihat masih belum adanya rembukan bersama seperti dengan sejumlah kepala daerah lainnya di sekitar Jakarta untuk membicarakan permasalahan tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: