Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sepanjang semester I 2017 diestimasi tetap positif, meski menghadapi tekanan penurunan volume penjualan. Hal ini terlihat dari peningkatan margin EBITDA (earnings beforeinterest, taxes, depreciation and amortization) yang naik pesat dibandingkan semester I 2016.
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan pada semester I 2017 perseroan mencatatkan EBITDA? sebesar Rp361,8 miliar atau tumbuh 35% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
?Kinerja EBITDA yang positif juga dapat diraih meski terdapat penurunan volume penjualan komoditas utama feronikel dan emas,? kata Arie di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Lebih lanjut dia menjelaskan, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan produksi feronikel pada semester I 2017 mencapai 9.327 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 12% dibanding semester I 2016 sebesar 8.304 TNi. Meski demikian, volume penjualan feronikel turun 4% menjadi 7.791 TNi dibandingkan penjualan semester I 2016 sebesar 8.092 TNi.
Arie menjelaskan bahwa penurunan volume penjualan feronikel merupakan imbas dari dilakukannya pekerjaan penggantian roof di Electric Smelting Furnace-3 (ESF-3) dan optimasi fasilitas produksi pabrik FeNi III yang memiliki kapasitas operasi 10.000 TNi per tahun. Pekerjaan penggantian roof ESF-3 dan optimasi fasilitas produksi telah selesai dilakukan di pertengahan bulan Maret 2017 dan tingkat produksi pabrik feronikel di Pomalaa telah kembali berjalan optimal.
?Penurunan volume penjualan juga disebabkan adanya kebijakan manajemen untuk melakukan ekspor feronikel di paruh kedua tahun 2017 seiring ekspektasi peningkatan harga nikel,? tambahnya.
Pada semester I 2017, harga rata-rata nikel mencapai US$4,55 per pon, sementara di awal September 2017 harga rata-rata nikel sudah mencapai US$5,43 per pon. Dengan adanya tren kenaikan harga nikel di paruh kedua tahun 2017, perseroan optimis dapat meningkatkan volume penjualan dengan marjin yang menguntungkan.
Untuk volume produksi emas di semester I 2017 tercatat stabil dengan capaian 1.013 kg, dibandingkan produksi emas semester I 2016 sebesar 1.015 kg. Volume penjualan emas di semester I 2017 tercatat sebesar 3.298 kg atau turun 38% dibandingkan penjualan emas di semester I 2016 sebesar 5.392 kg.
?Penurunan volume penjualan emas disebabkan oleh adanya gangguan fasilitas pemurnian logam mulia yang terjadi di awal tahun 2017 dan telah terselesaikan,? ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement