Berdasarkan data statistik Kesejahteraan Jawa Barat 2016, mencatat sekitar 4.351.031 juta atau sekitar 34,56 persen keluarga di Jabar membuang tinja tanpa sarana WC yang memadai.
Anggota Komisi VIII DPR-RI, Maman Imanul Haq menjelaskan sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) merupakan sarana vital bagi kehidupan manusia dan pemukiman harus bersih karena salah satu landasannya sarana MCK harus dimiliki dengan standar kesehatan. Apabila rumah tidak memiliki MCK maka satu keluarga bisa mengalami dampak buruk dari kesehatan, terutama terkait dengan pembuangan tinja manusia.
"Korban paling berbahaya dari kotoran manusia dan limbah adalah anak-anak balita dan ibu rumah tangga," kata Maman, kepada wartawan di Bandung, Rabu (12/9/2017).
Menurut Maman, jika dihitung dengan jumlah orang terdapat sekitar 16.359.878 yang buang air besar di sembarang tempat seperti di sawah, sungai, danau, tanah dan kebun
Oleh karena itu, sambung Maman, MCK menjadi bagian penting dari sanitasi karena tinja yang dibuang sembarang bisa berdampak tersebarnya bakteri Escherichia Coli, yang bisa membawa penyakit diare yang menimbulkan dehidrasi dan dampak luasnya adalah anjlognya kekebalan tubuh seseorang sehingga mudah terserang penyakit.
"MCK dan sanitasi merupakan sarana vital bagi kesejahteraan keluarga, tapi kalau tidak tercapai akan berdampak secara signifikan pada kesejahteraan keluarga," katanya.?
Menanggapi kondisi itu, sejumlah elemen masyarakat mulai dari anggota legislatif, akademisi, kalangan pesantren serta sejumlah lembaga kemasyarakatan mencanangkan Gerakan Kesejahteraan Keluarga Tuna MCK Provinsi Jawa Barat.
gerakan ini dibentuk menyusul keprihatinan masih banyaknya masyarakat di Jawa Barat khususnya yang hingga saat ini belum memiliki tempat untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK).
"Masih banyak masyarakat khususnya di pedesaan yang membuang tinja sembarang, baik ke sungai, kebun maupun danau," kata Maman, usai pencanangan Gerakan Kesejahteraan Keluarga Tuna MCK Provinsi Jawa Barat, Selasa (12/9).
Maman mengatakan, langkah awal yang akan dilakukan oleh gerakan ini dengan melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat pentingnya kita memiliki MCK melalui dakwah-dakwah saat pengajian maupun saat sholat Jumat.
"Kita mengajak kepada umat pentingnya kebersihan, karena bersih itu sebagian dari ibadah yang harus kita lakukan dan jaga tidak hanya pada saat akan sholat tetapi juga dalam kehidupan keseharian," tuturnya
Sebagai percontohan dalam gerakan ini akan dilakukan di daerah Cimenyan Kabupaten Bandung yang dinilai masih banyak masyarakat setempat yang tidak memiliki MCK yang permanen dan baik.
Dia berharap, dengan adanya gerakan ini, pemahaman serta kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan melalui keberadaan MCK akan tumbuh dan derajat kesehatan masyarakat akan meningkat.
"Kita pilih Cimenyan karena dari hasil survei masih banyak masyarakatnya yang membuang tinja sembarangan, padahal kita tahu Cimenyan merupakan daerah yang dekat dengan ibu kota provinsi Jabar," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Advertisement