Warta Ekonomi, Makassar -
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Ignasius Jonan, menyatakan penggunaan konverter kit pada perahu nelayan dapat menghemat biaya operasi hingga 50 persen. Hal itu diungkapkan Menteri Jonan di sela penyerahan 2.750 paket mesin konverter BBM ke LPG kepada nelayan kecil di Anjungan Pantai Losari, Kota Makassar.
Didampingi Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, Menteri Jonan secara simbolis membagikan 1.375 paket mesin konverter untuk nelayan Makassar. Adapun secara keseluruhan di Sulsel, total ada 2.375 konverter kit yang dibagikan. Selain Makassar, bantuan serupa juga diberikan kepada nelayan di sejumlah kabupaten/kota, seperti Maros, Jeneponto dan Soppeng.?
Menteri Jonan mengungkapkan penggunaan konverter kit bisa menghemat pengeluaran bahan bakar berkisar Rp30-50 ribu per hari. Untuk rata-rata, penghematannya sekitar Rp40 ribu per hari. "Penghematannya rata-rata Rp30-50 ribu dan lebih aman. Penggunaan konverter kit itu juga membuat nelayan bisa melaut lebih jauh karena permorfa mesin lebih bagus," kata Menteri Jonan, di Makassar.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman di lapangan yang dilakukan Kementerian ESDM, penggunaan 1 tabung LPG 3 kilogram setara dengan 7 liter bensin. Jika unsur subsidi ditiadakan dalam perhitungan ekonomi, maka perbandingan nilai pengeluaran yang menjadi beban nelayan adalah Rp33.000 (harga 3 kg LPG non-subsidi) berbanding dengan Rp52.500 (harga 7 liter bensin non-subsidi/Pertalite).?
Dapat dilihat bahwa terdapat selisih sebesar Rp19.500 yang dapat disisihkan untuk setiap penggunaan 1 tabung LPG 3 kg pada saat nelayan mencari ikan. Terlihat pula bahwa penggunaan LPG memberikan penghematan sampai dengan 30 persen dengan asumsi tanpa subsidi. Bila dengan subsidi yang berlaku sekarang ini, baik untuk bensin maupun LPG, maka penghematan yang diperoleh oleh nelayan bisa mencapai 50 persen.
Menteri Jonan melanjutkan pembagian konverter kit akan terus digalakkan pada masa-masa mendatang. Dipahaminya bahwa pembagian ribuan konverter kit belum sebanding dengan jumlah nelayan. Khusus di Makassar saja, pembagian 1.375 paket mesin konverter belum sebanding dengan jumlah nelayan yang mencapai 11.437 orang. Secara nasional, tecatat ada 5,6 juta nelayan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pembagian konverter kit di Makassar sendiri merupakan bagian dari 16.981 unit dengan anggaran Rp120,92 miliar yang akan dibagikan di 26 kabupaten/ kota. Diantaranya di Demak, Pasaman Barat, Jembrana, Tuban, Lombok Barat, Lombok Timur, Makasar, Gorontalo, Karangasem, Pasuruan, Cilacap, Sukabumi, Probolinggo, Mamuju, Labuhan Batu, Agam, Pemalang, Pekalongan, Lamongan, Malang, Maros, Jeneponto, Soppeng, Padang, Makassar, dan Surabaya.
Program konversi BBM ke LPG sendiri merupakan salah satu program diversifikasi energi yakni menyediakan alternatif energi yang bisa digunakan. Pemilihan LPG sebagai energi alternatif yang dapat digunakan oleh nelayan karena telah dikenal oleh masyarakat. Selain itu, kinerja mesin penggerak perahu yang menggunakan LPG relatif sama dengan motor berdaya rendah.
Tujuan dari program tersebut, Menteri Jonan memaparkan untuk memberikan solusi penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan, penyelamatan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida dan mengurangi kerusakan terumbu karang akibat tumpahan minyak dari perahu nelayan. "Yang paling utama adalah membantu mengelola serta meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan agar lebih sejahtera," pungkas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement