Sebuah ruangan atrium di Gedung HQ1 Dana Moneter Internasional (IMF) yang terletak di 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington DC, AS pada Jumat (13/10/2017) lebih ramai dari hari-hari biasanya.
Keramaian terjadi selain karena sudah mulai memasuki jam makan siang, gedung ini juga menjadi salah satu tempat Pertemuan IMF Bank-Dunia (IMF-WB) 2017 yang berlangsung pada 10-15 Oktober.
Di salah satu sudut ruangan atrium tersebut, ada booth yang menyajikan beberapa produk Indonesia antara lain baju batik, gerai kopi dan pertunjukan musik gamelan bali. Gerai Indonesia tersebut juga memaparkan berbagai daerah tujuan wisata yang diharapkan bisa memikat para pengunjung untuk menikmati kekayaan budaya maupun keindahan alam nusantara.
Suasana semakin meriah ketika pertunjukan tari bajidor kahot, ari cendrawasih, dan piring membius para pengunjung, diikuti oleh pemberian jajanan gratis khas Indonesia suguhan Chef Adzan Tri Budiman. Salah satu pengunjung gerai budaya Indonesia, Silvano memberikan apresiasi atas perkenalan budaya Indonesia tersebut karena memberikan informasi terbaru mengenai kuliner nusantara.
"Ini enak sekali, saya suka kopi, dan menurut saya kopi Indonesia salah satu suguhan terenak di dunia," ujar pria berdarah Italia tersebut.
Stand Indonesia kali ini menyuguhkan sajian biji kopi lintong dan toraja, meski racikan kopi dilakukan oleh tenaga barista lokal. Tidak lama setelah mencicipi kopi, Silvano ikut mengantre untuk mendapatkan bakwan serta suguhan lainnya, bersama dengan peserta Pertemuan Tahunan dan pegawai yang berkantor di IMF.
"Boleh tambah sambalnya? tanya dirinya, meski kemudian Silvano terlihat kepedasan dalam menyantap cemilan tersebut.
Antusiasme para pengunjung gerai budaya Indonesia, juga dirasakan oleh salah satu penjaga stand, Andre Suryana, yang ikut mengawal gerai Indonesia selama empat hari. Mahasiswa Georgetown University ini menjadi relawan pada gerai Indonesia dan melihat keramaian ini terjadi karena letak gerai yang strategis di dekat panggung acara utama.
"Tidak hanya gerai kopi yang ramai, karena penjualan batiknya juga diminati," tutur pria berkacamata ini.
Andre menambahkan penjualan batik katun dan sutra yang rata-rata dihargai sebesar 30 dolar AS-150 dolar AS itu disukai oleh pengunjung stand asal Afrika. Meski demikian, ia menyayangkan stok yang dibawa ke gerai budaya kali ini tidak membawa batik untuk wanita, karena ternyata banyak juga peminatnya.
"Kan memang ibu-ibu yang biasanya suka belanja," ujar Andre sambil tertawa.
Stand Indonesia kali ini tidak hanya berada di Kantor IMF, karena gerai serupa juga diadakan di Kantor Bank Dunia yang terletak berseberangan dengan kantor IMF. Makan Malam Tidak hanya pertunjukan seni budaya dan kuliner yang menjadi andalan Indonesia dalam memperkenalkan Bali sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018.
Pemerintah secara resmi juga menyuguhkan jamuan makan malam (dala dinner) bersama para pengusaha AS dan Indonesia sebagai ajang promosi. Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Ikut hadir dalam kegiatan tersebut, President and CEO Freeport McMoran Richard Adkerson, anggota Kongres AS sekaligus Co Chair dari US Congressional Caucus on Indonesia Vern Buchanan dan US Co Chair USINDO Duta Besar Robert O Blake. Dalam acara tersebut, para pemimpin perusahaan dari Indonesia dan AS, pejabat tinggi AS maupun anggota Kongres AS mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
Kondisi ekonomi itu terkait dengan kebijakan terbaru pemerintah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, peningkatan peringkat utang dan kesempatan untuk berinvestasi di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Luhut yang juga mengemban amanah sebagai Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 memastikan kesiapan Bali sebagai tuan rumah even akbar tersebut.
"Persiapan kami berjalan dengan baik dan kami bekerja bersama untuk memecahkan masalah," ungkapnya.
Luhut juga memastikan tidak ada perubahan Bali sebagai tuan rumah, meski Gunung Agung berstatus awas dan sempat berpotensi mengalami erupsi.
"Kami masih tetap 'on track' sambil memantau Gunung Agung ini, karena kami tidak bisa memprediksi," ujarnya.
Untuk itu, dirinya meminta dukungan agar penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Bali dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut memberikan paparan mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini dalam keadaan stabil dan tumbuh baik.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyatakan pemerintah sedang berupaya untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.
"Kebijakan makro dan moneter saat ini juga dalam keadaan baik, bukan hanya karena kita memiliki hubungan baik, tapi memang kondisi sistem keuangan kita, yang dipantau Kemenkeu, BI dan OJK, masih dalam keadaan memadai," pungkas Sri Mulyani.
Kehadiran delegasi Indonesia seakan memberikan penegasan bahwa pertemuan yang dihadiri ribuan peserta ini akan menjadi momentum untuk mendorong berbagai agenda ekonomi Indonesia. Terkait sektor pariwisata, promosi secara gencar harus dilakukan secara optimal agar penjualan paket wisata tidak hanya menyasar kawasan Bali dan sekitarnya.
Pemerintah juga masih mempunyai waktu selama setahun untuk melakukan pembenahan agar perhelatan Pertemuan IMF-WB 2018 benar-benar bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement