Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jayapura memperketat masuknya pinang, kepala sawit, kelapa hibrida dan tanaman jenis palm lainnya dari Papua Nugini (PNG) ke Jayapura, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus Lethal yellowing ke Papua.
Jems J Hattu dari Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jayapura mengatakan, Lethal yellowing merupakan virus yang menyerang tanaman jenis palm termasuk kelapa dan pinang, di Papua virus jenis ini belum ada, tetapi di PNG sudah ada oleh karena itu harus diantisipasi jangan sampai masuk ke Papua.
"Kalau sudah masuk ke Papua? bisa merugikan masyarakat, karena penyebarannya cepat dan dampaknya tanaman bisa mati, dengan demikian secara ekonomi merugikan, karena kelapa maupun pinang cukup banyak ditanam masyarakat disini," katanya, Sabtu (4/11/2017) di Jayapura.
Khususnya pinang, masuk ke Jayapura dari PNG bisa saja setiap hari, jika masuknya melalui jalur resmi akan ketahuan oleh Balai Karantina Pertanian, bila kedapatan makan pinang akan ditanah dan dimusnahkan.
Tapi yang berbahaya, lanjutnya, jika pinang yang dibawa ke Jayapura dari PNG tidak melalui jalur resmi, bisa saja melalui jalur laut, dibawanya tengah malam, melalui jalan-jalan laut yang tidak biasa.
"Oleh karena itu kami bekerjasama dengan Lantamal, Polair dan stakeholder lainnya, jika ada penangkapan warga yang membawa pinang tanpa dokumen resmi, pinangnya kami sita untuk dilihat apakah aman dari virus atau tidak," ungkapnya.
Jika pinang tersebut tidak ada dokumen, maka akan ditahan pinangnya oleh Balai Karantina Pertanian hingga pemilik pinang memiliki dokumen resmi, hingga 14 hari masih belum ada dokumen oleh Balai Karantina Pertanian akan musnahkan.
Lethal yellowing (LY) merupakan penyakit tanaman jenis palm seperti pinang dan kelapa yang paling merusak di dunia, yang disebabkan oleh fitoplankma ditularkan oleh wereng.
Namun demikian pusat produksi kelapa sawit utama dunia seperti Indonesia, Malaysia, Philipina, kepulauan pasifik masih bebas dari penyakit ini. Sementara itu puluhan ribu hektar pertanaman kelapa telah hancur di daerah Amerika (Florida, Meksiko, dan sejulah negara di karibia), Afrika bagian Barat (Togo, Nigeria, Ghana) dan Afrika Bagian Timur (Tanzania, Kenya).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nunung Kusmiaty
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement