Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kaisar Akihito Mau Turun Takhta, Jepang Bikin Panel Khusus

Kaisar Akihito Mau Turun Takhta, Jepang Bikin Panel Khusus Permaisuri Jepang Michiko berpose untuk foto bersama Kaisar Akihito di Istana Kekaisaran di Tokyo, dalam gambar selebaran yang diambil pada tanggal 4 Oktober 2017 dan disediakan oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang. | Kredit Foto: Reuters/Imperial Household Agency of Japan/HANDOUT
Warta Ekonomi, Jakarta -

Waktu penurunan takhta Kaisar Akihito di Jepang yang telah berkuasa selama hampir dua abad akan dibahas oleh sebuah panel khusus yang akan bertemu dari 1 Desember, juru bicara pemerintah tingkat atas Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Akihito, yang berusia 84 pada 23 Desember mendatang dan telah menjalani operasi jantung dan pengobatan untuk kanker prostat, mengatakan dalam beberapa catatan langka tahun lalu bahwa dirinya khawatir usia mungkin akan menyulitkan pemenuhan tugasnya.

Sebuah undang-undang yang diadopsi pada bulan Juni yang memungkinkan dirinya untuk turun dan digantikan oleh Putra Mahkota Naruhito (57 tahun), meninggalkan rincian, seperti waktu, untuk dikerjakan.

Berita Dewan Rumah Kekaisaran yang beranggotakan 10 orang termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe dan kepala pengadilan Mahkamah Agung bersama dua bangsawan akan berkumpul untuk meraih berita utama domestik setelah Abe meminta Akihito pada hari Selasa, untuk memberitahukan kepada kaisar pertemuan tersebut.

Pernah dianggap sebagai Tuhan, kaisar Jepang didefinisikan dalam konstitusi pascaperang sebagai "simbol negara dan kesatuan rakyat", dan dirinya tidak memiliki kekuatan politik.

Tapi Akihito, yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya di atas takhta yang berusaha untuk menenangkan luka perang yang memperjuangkan nama ayahnya Hirohito, dan menghibur orang-orang yang menderita bencana atau kesengsaraan lainnya, sangat dihormati oleh banyak warga Jepang.

Pada sebuah konferensi pers khusus untuk mengumumkan pertemuan tersebut, Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga tidak berkomentar mengenai laporan media bahwa dua opsi dipertimbangkan yaitu, 31 Maret 2019 atau 30 April 2019.

"Setelah mendengar pendapat (panel), berdasarkan hal tersebut, kami ingin segera menentukan tanggalnya," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (22/11/2017).

Pemerintah telah mengusulkan agar kaisar pensiun pada akhir tahun 2018 namun pejabat Badan Rumah Tangga Kekaisaran China tidak hadir, kata media Jepang, mengutip serangkaian ritual dan kejadian lainnya sekitar waktu itu.

?Beberapa pejabat di pemerintahan, bagaimanapun, sekarang khawatir usulan alternatif pada 31 Maret 2019, akan dipersulit oleh pemilihan lokal nasional yang ditetapkan untuk musim semi itu," ujar media Jepang.

Begitu Akihito mundur, sebuah "era kekaisaran" baru akan dimulai, menggantikan periode "Heisei", atau "mencapai kedamaian" saat ini, yang dimulai pada 8 Januari 1989, pada hari dia naik takhta.

Jepang menggunakan kalender Gregorian bergaya Barat namun juga melestarikan kebiasaan kuno di mana pemerintahan seorang kaisar baru mengantar era baru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: