Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan menghadiri Acara Puncak Sail Sabang 2017 di Pelabuhan BKPS Sabang. Dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ini, Menko Luhut menjelaskan bahwa Sail Sabang yang sudah berlangsung ke-9 kali ini memiliki fokus utama yang berbeda dengan Sail sebelumnya, yakni destinasi wisata, hingga menjadi penghasil devisa nomor 1 di Indonesia.
?Sebagaimana penyelenggaraan 8 Sail sebelumnya, maka Sail ke-9 ini memiliki tujuan utama yang berbeda dari sail sebelumnya, yakni lebih fokus pada pengembangan destinasi wisata,? kata Menko dalam keterangan resminya, Minggu (3/12/2017).
Menko Luhut memaparkan, adapun sail sebelumnya (yakni Sail pertama Sail Bunaken di Manado tahun 2009, Sail Banda 2010, Sail Wakatobi Belitong 2011, Sail Morotai 2012, Sail Komodo 2013, Sail Raja Ampat 2014, Sail Teluk Tomini 2015, Sail Selat Karimata 2016), itu berfokus pada percepatan pembangunan infrastruktur daerah, sehingga pemilihan lokasi acara puncak sail, difokuskan ke daerah wisata yang sudah memiliki relatif infrastruktur cukup, dengan dukungan kegiatan atraksi dan promosi, kawasan ini diharapkan akan berkembang lebih cepat.
Data BPS 2017 menunjukkan bahwa sektor pariwisata masih menjadi penghasil devisa negara nomor 4 (empat) pada tahun 2015. Namun tahun 2017 ini, sektor pariwisata telah meloncat sebagai penghasil devisa nomor 2 (dua) di Indonesia, setelah minyak sawit dan diprediksi sektor ini akan menjadi penghasil devisa nomor 1 (satu) di Indonesia pada tahun 2019, dengan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang.
"Pemerintah terus bergerak aktif mengembangkan dan memperkenalkan pariwisata Indonesia melalui program Wonderful Indonesia, dengan memperkuat event nasional yang ada, seperti Sail Sabang 2017," jelas Menko.
Menko Luhut juga memaparkan bahwasannya peserta Sail Sabang 2017 merupakan peserta paling paling banyak dibanding Sail sebelumnya.
?Saya laporkan kepada Bapak Wakil Presiden (Jusuf Kalla), bahwa berkat kerja keras Panitia Nasional Sail Sabang 2017 yang dinahkodai oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di tingkat Nasional dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di tingkat daerah, telah membuat Sail Sabang 2017 sebagai perhelatan terbesar dibandingkan dengan event sail sebelumnya di Indonesia,? kata Menko Luhut.
Adapun jumlah peserta itu sendiri, terdiri dari 13 KRI, 1 Kapal Research Baruna Jaya VII milik LIPI, 2 Tall Ship (KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci), 1 Cruise Ship (Cruise Costa Victoria), dengan 2200 penumpang, serta 18 yachts dari 7 negara (direncanakan awalnya terdaftar lebih dari 100 yacht dari 18 negara, namun dalam 3 (tiga) hari terakhir ini cuaca kurang bersahabat, mengakibatkan hanya 18 yacht yang dapat tiba di Sabang sebelum acara puncak).
Tak sampai situ, Sail Sabang 2017 juga menghasilkan 3 Karya Nyata yang bermanfaat bagi Sabang pasca Sail Sabang 2017, yakni dicanangkan Diamond-Triangle Regatta Saphula (Sabang-Phuket-Langkawi) pada tahun 2018, International Free-Dive Competition 2018, dan Pengembangan Perikanan Budidaya Laut.
?Jumlah pengunjung terbesar dan Jumlah event terbanyak. Selama Sail Sabang 2017 diperkirakan sebanyak 20.000 pengunjung serta terdapat 26 event pada rangkaian kegiatan Sail Sabang 2017,? tuturnya
Di kesempatan yang sama, Menko Luhut juga memberikan ucapan selamat kepada masyarakat Aceh, atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Tokoh Nasional Aceh.
Dia menilai Laksamana Hayati adalah seorang Muslimah yang menjadi Laksamana perempuan pertama di dunia yang berasal dari Kesultanan Aceh.
?Pada kesempatan yang berharga ini, saya mengucapkan selamat atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Tokoh Nasional Keumalahayati atau lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati, pada peringatan Hari Pahlawan 2017, oleh Presiden Joko Widodo,? pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement