Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Boyke Gozali: Salam dari Sjamsul Nursalim

Boyke Gozali: Salam dari Sjamsul Nursalim Pengusaha nasional, Boyke Gozali. | Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Boyke Gozali, konglomerat yang bisnis utamanya di bidang properti dan ritel premium, mengumpulkan sejumlah pemimpin redaksi media nasional untuk curhat.

"Kami adalah generasi pengusaha yang sudah hampir satu abad, selama tiga generasi, ikut membangun perekonomian Indonesia," ujar Boyke yang mewakili keluarga Sjamsul Nursalim, memberikan sambutan pada acara yang digelar beberapa hari lalu di hotel miliknya, Grand Hyatt, Jakarta.

Menurut Boyke, keluarganya sudah terlibat dalam berbagai bidang bisnis, antara lain manufaktur, pertambangan, properti, dan perdagangan.

"Kami sudah memberikan pekerjaan kepada ratusan ribu tenaga kerja dan menyumbangkan devisa kepada negara," tambah lulusan Pepperdine University dan University of Southern California tersebut.

Sayangnya, lanjut Boyke, masih ada beberapa masalah besar yang harus diselesaikan di negara ini. "Di antaranya adalah masalah penegakan hukum yang belum konsisten," tandas Boyke yang merupakan keponakan Sjamsul Nursalim dan menantu dari pengusaha Ferry Teguh Santosa (Ometraco Group). Ketika memberikan sambutan Boyke didampingi oleh Cherie Nursalim, anak Sjamsul Nursalim.

"Salam kepada kawan-kawan semua dari Bapak Sjamsul Nursalim," tambah Boyke.

Memang Sjamsul Nursalim sedang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sjamsul diduga bekerja sama dengan Kepala BPPN Syafruddin Temenggung yang kini mendekam dalam tahanan KPK untuk mendapatkan Surat Keterangan Lunas (SKL) kepada Sjamsul Nursalim, obligor BLBI Bank BDNI.

Sementara tim pengacara Sjamsul Nursalim (antara lain Otto Hasibuan dan Maqdir Ismail) mempunyai sudut pandang yang berbeda. Menurut Otto, keluarga Sjamsul sudah mengikuti semua prosedur hukum yang harus dilalui.

"Kalau sekarang digugat lagi, kami jadi merasa negara ini tidak bisa memberikan kepastian hukum," ujar Otto.

Padahal, lanjutnya, Indonesia sedang berkembang dan membutuhkan kepastian hukum agar investasi terus meningkat dan masyarakat pada akhirnya kecipratan kesejahteraan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Berita Terkait