Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta akan melakukan uji coba pencatatan pembayaran retribusi pasar dengan memanfaatkan QR Code di lima pasar tradisional pada pertengahan tahun.
"Pemanfaatan quick response code ini ditujukan agar pembayaran retribusi bisa terpantau secara real time. Administrasi pencatatan retribusi pun lebih mudah dan cepat," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Minggu (18/3/2018).
Lima pasar tradisional yang menjadi sasaran uji coba tersebut adalah Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy), Pasar Karangwaru, Pasar Ngasem, Pasar Talok, dan Pasar Gedongkuning.
Maryustion mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta terus melakukan berbagai persiapan untuk uji coba tersebut, di antaranya pemasangan QR Code di buku bukti pembayaran retribusi pedagang.
"Kami juga akan melakukan pengadaan peralatan untuk pemindaian yaitu berupa telepon genggam dan kemudian melakukan pelatihan ke petugas pungut retribusi," katanya.
Maryution meyakini, petugas tidak lagi akan direpotkan dengan tugas mencatat pembayaran retribusi secara manual. "Hanya dengan memindai QR Code di buku retribusi maka catatan tentang pembayaran retribusi sudah langsung terekam dalam sistem," katanya.
Realisasi pembayaran retribusi, lanjut Maryustion, juga bisa diketahui pada saat yang sama. "Tinggal melihat di layar monitor untuk memantau perkembangan realisasi pembayaran retribusi yang bisa dilihat setiap saat," katanya.
Meskipun demikian, lanjut Maryustion, pedagang tetap harus melakukan pembayaran secara tunai ke petugas pungut. Pembayaran retribusi dilakukan setiap bulan sekali.
"Biasanya, petugas pungut kami berkeliling tiap tanggal 5 sampai 25 tiap bulannya. Pemanfaatan teknologi ini juga untuk menyiasati kekurangan pegawai di dinas," katanya.
Selain memanfaatkan QR Code, Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan berusaha melakukan inovasi pembayaran retribusi menggunakan e-money.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Tugas Pasthy Bakoh Tupon Langkir Hadi mengatakan, ada dua petugas pungut retribusi di pasar tersebut.
"Idealnya ada lima petugas. Dengan pemanfaatan QR Code maka bisa menyiasati kekurangan pegawai serta untuk tertib administrasi sehiggga tidak ada pembayaran yang bocor," katanya. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah