Warta Ekonomi, Makassar -
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat aktivitas impor ke Sulsel periode Februari 2018 mencapai US$80,26 juta. Komoditas impor tersebut didominasi dari negara tetangga yakni Singapura. Nilai impor produk dari Negeri Singa bahkan mencapai sepertiga dari total nilai impor Sulsel.
"Sebagian besar impor pada Februari 2018 didatangkan dari Singapura. Merujuk data, nilainya mencapai US$25,53 juta atau setara 31,81 persen," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, di Makassar.
Dominasi Singapura dalam aktivitas impor ke Sulsel tidak hanya ditunjukkan pada Februari 2018. Sepanjang tahun ini, Singapura memang cukup signifikan dalam mengirim produknya ke pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia. Tercatat total nilai impor Singapura sebesar US$58,36 juta.
Nursam menyebut bila membandingkan nilai impor Singapura dibandingkan negara lain memang jauh lebih besar. Misalnya Denmark yang mencatatkan impor sebesar US$23,45 juta dalam dua bulan terakhir. Disusul Thailand (US$14,24 juta) dan Tiongkok (US$13 juta).
"Singapura cukup konsisten, dimana pada Januari dan Februari tahun ini, nilai impor terbilang besar. Sedangkan Denmark, pada Januari cukup besar, tapi pada Februari hanya US$0,01 juta," terang Nursam.
Lebih jauh, Nursam menerangkan jika dipilah terkait komoditas impor yang masuk ke Sulsel, kebanyakan adalah bahan bakar mineral. Pada Februari 2018, impor komoditas itu mencapai US$27,97 juta. Bahkan, secara keseluruhan pada tahun ini juga paling tinggi menembus US$60,70 juta.
Selain bahan bakar mineral, Nursam melanjutkan komoditas impor yang banyak masuk ke Sulsel adalah mesin/peralatan listrik, gandum-ganduman dan ampas/sisa industri makanan. Bedanya, komoditas-komoditas itu nilai impornya terbilang fluktutif.
"Misalnya mesin/peralatan listrik pada Januari mencapai US$29,62 juta, tapi pada Februari turun tinggal US$1,9 juta. Lalu, gandum-ganduman mulanya US$6,44 juta sekarang pada Februari meningkat menjadi US$16,30 juta," terang dia.
Secara utuh, Nursam mengungkapkan nilai impor Sulsel pada bulan kedua tahun ini mengalami penurunan sebesar 3 persen. Diketahui pada Januari 2018, nilai impor mencapai US$82,74 juta, lebih besar dibandingkan Februari 2018 yang menembus US$80,26 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: