Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebaran, Pemerintah Jamin Produksi dan Harga Ayam Stabil

Lebaran, Pemerintah Jamin Produksi dan Harga Ayam Stabil Pekerja memanen telur ayam ras yang kini harganya di pasaran mencapai Rp28 ribu per kilogram di Tumpang, Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12). Dari hasil survey Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dilakukan Bank Indonesia tercatat, kenaikan harga telur dan daging ayam menjelang Natal dan Tahun Baru menjadi penyebab inflasi pada minggu kedua bulan Desember 2017 yakni sebesar 0,40 persen. | Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Pusat menjamin produksi ayam di peternak tetap tersedia dan harga daging ayam di pasaran menjelang Hari Raya Lebaran di Pulau Dewata, tidak mengalami lonjakan atau stabil.

"Saya menjamin di Bali produksi dan harga ayam stabil menjelang lebaran, karena saya meminta Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) di Bali agar menekan harga daging ayam pada level stabil. Namun, kami tetap berpihak kepada peternak dan konsumen," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Drh I Ketut Diarmita di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, untuk menjaga kestabilan harga daging ayam di pasaran, lanjut dia, harus mengetahui berapa kebutuhan daging ayam di masyarakat, dimana untuk Bali saja membutuhkan sembilan juta ton daging ayam per bulan.

Pihaknya juga sudah membahas dengan anggota DPRD Bali sebelumnya, bahwa apabila ada peternak ingin memperpanjang masa panen ayam atau "daily old chiken" (DOC), maka pemerintah sudah menyiapkan kebutuhan para peternak itu untuk menjaga ketersediaan ayam ini.

Ketut Diarmita juga mendorong pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali agar menjaga keseimbangan pasokan daging ayam, jangan sampai stabil tinggi atau stabil rendah agar dalam situasi tidak terjadi inflasi dan tidak merugikan konsumen.

"Saya tidak mau sampai terjadi kekurangan pasokan, karena harapan saya menjelang lebaran stok daging ayam tetap tersedia dan kami menyarankan kepada peternak ayam tidak memainkan harga pasar," katanya.

Terkait pemberian antibiotik imbuhan pakan atau Antibiotic Growth Promoter (AGP) kepada ayam yang melebihi batas, lanjut dia, sangat merugikan konsumen, karena yang dilindungi pemerintah adalah masyarakatnya dan langkah-langkah yang disarankan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan agar menggunakan probiotik untuk diberikan kepada ayam.

Pihaknya juga telah meminta petugas terkait untuk melakukan survei pembanding bagaimana perbedaan hasil pemberian pakan ayam secara herbal atau prebiotik dibandingkan dengan AGP, agar para peternak ayam tidak beropini.

"Ini sekarang yang menjadi keluhan adalah pemberian AGP dan kami menyarankan agar dilakukan pemberian vaksin," ujarnya.

Terkait adanya keluhan dari pengusaha rumah potong ayam yang sebelumnya sempat demo agar harga ayam tidak melonjak, pihaknya sudah menyarankan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali agar mengakomodasi semua dengan transparan dan profesional tanpa keberpihakan.

Oleh karena itu sudah dilakukan, kata dia, tidak menimbulkan gejolak harga daging ayam di pasaran. Mengingat saat ini harga jual ayam di peternak kepada pengusaha rumah potong hewan kisaran Rp21.000 per kilogram.

Ia berharap mulai pekan ini, harga ayam sudah turun di pasaran. Mengingat pemerintah sudah menetapkan harga standar ayam yang masih hidup itu Rp19.000 per kilogramnya. Oleh karenanya, saya menekankan harga ayam tidak melebihi batas yang telah ditetapkan atau stabil wajar.

Pihaknya menargetkan, pekan ini harga daging ayam di agen rumah potong ke pasaran (ritel) tidak melebihi harga Rp24.000 per kilogramnya. "Saya tidak ingin ada sampai terjadi permasalah harga daging ayam di Bali, apalagi sampai demo karena kami serius dalam hal ini," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Bagikan Artikel: