Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalan Trans Kalimantan Terancam Rusak Akibat Banjir Musiman

Jalan Trans Kalimantan Terancam Rusak Akibat Banjir Musiman Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Sampit -

Banjir musiman yang sering terjadi, mulai mengancam ruas jalan Transkalimantan Poros Selatan yang menghubungkan antara Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.

"Ruas jalan itu statusnya merupakan jalan nasional. Kami berharap ini menjadi perhatian dan ditangani agar tidak sampai jalan benar-benar rusak," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, H Heriansyah di Sampit, Minggu.

Sabtu (28/4) pagi, banjir sempat merendam Jalan Jenderal Sudirman yang menghubungkan Sampit - Pangkalan Bun. Banjir terjadi di kilometer 109 yang secara administrasi masuk wilayah Kabupaten Seruyan.

Banjir tersebut terjadi setelah hujan deras cukup lama merendam kawasan itu. Akibatnya, Sungai Rungau yang berada di kawasan itu meluap dan merendam badan jalan dengan ketinggian hingga sekitar 30 centimeter.

Pengendara yang melintas terpaksa harus berhati-hati agar tidak terjungkal ke sisi jalan. Apalagi arus yang air yang melintasi badan jalan cukup deras sehingga cukup mengganggu, terlebih bagi pengendara roda dua.

Banjir itu sempat membuat macet lalu lintas karena ruas jalan itu merupakan akses utama dari Sampit menuju tiga kabupaten di kawasan Barat yaitu Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara, hingga tembus ke Kalimantan Barat. Untungnya saat siang, banjir mulai surut.

Heriansyah berharap kejadian ini segera disikapi dan ditangani karena banjir bisa saja kembali terjadi. Jika sering diterjang banjir, jalan di kawasan itu dikhawatirkan akan putus dan dampaknya mengganggu perekonomian masyarakat luas.

Selain melakukan rekayasa untuk mencegah kerusakan jalan, politikus Partai Gerindra itu meminta pemerintah daerah juga menangani penyebab banjir. Informasi yang diterimanya, kawasan itu sudah menjadi langganan banjir saat hujan deras dan lama karena Sungai Rungau tidak mampu lagi menampung debit air akibat rusaknya aliran sungai yang menyempit.

Kondisi itu diduga imbas aktivitas perkebunan besar swasta kelapa sawit di kawasan itu. Sungai menjadi longsor dan dangkal karena tidak dipelihara oleh perusahaan yang arealnya ada dilalui aliran Sungai Rungau.

"Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten Seruyan harus segera menanggulangi penyebab banjir ini, bukan hanya perbaikan jalan. Saya akan tindak lanjuti ini agar tidak menganggu akses jalan ini," tegas Heriansyah.

Berdasarkan data, kejadian serupa juga pernah terjadi di ruas jalan Transkalimantan Poros Selatan di Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur. Setiap terjadi hujan deras cukup lama, lalu lintas di kawasan itu putus akibat jalam terendam banjir hingga satu meter.

Pemerintah kemudian membuat gorong-gorong di sejumlah titik agar air bisa melintas sehingga tidak lagi menyebabkan banjir saat hujan deras. Sejak saat itu, kawasan itu bebas banjir hingga sekarang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: