Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Bahkan, saat ini posisi nilai rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.074.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, memandang, guna menahan keperkasaan dolar AS, Bank Indonesia (BI) baiknya menaikan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate.
"Ada dua hal utama (yang menyebabkan pelemahan rupiah masih berlanjut). Pertama, masih ada uncertainty di trading dunia dan harus diakui di Indonesia sendiri," katanya, di Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Tito menuturkan jika pasar modal tidak akan terpengaruh bila BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan. Ia cukup percaya diri, pasar modal saat ini cukup tangguh.
Pasalnya, saat ini beberapa bank sudah terlebih dulu menaikkan suku bunga perbankan. Tito meyakini padangan orang terhadap pasar modal Indonesia tidak akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga acuan BI.
"Kenaikan interest rate oleh BI tidak akan lagi memengaruhi pandangan orang akan saham, karena itu sudah restore in," tegasnya.
Menurutnya, kondisi positif pasar saham Indonesia itu, dapat dilihat dari pertumbuhan 20% serta likuiditas yang terus menguat. Kemudian, juga berkorelasi dengan tren pelemahan rupiah adalah soal pengelolaan anggaran negara. Malahan, pemerintah masih perlu memperkuat struktur APBN dan memperjelas kebijakan.
Ia menyebutkan, bagi investor kepastian dan keterbukaan merupakan kunci dari keputusan untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Jangan sampai kita dianggap seperti Filipina, yang dalam tanda kutip kurang terbuka mengenai transparansi keuangan," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Ratih Rahayu