Pilot dan karyawan Garuda Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) mengancam akan melakukan mogok kerja. Alasannya, terjadi permasalahan miss management di tubuh perusahaan pelat merah tersebut.
Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda, Tomy Tampatty, menjelaskan rencana mogok ini merupakan upaya terakhir pihaknya agar pemerintah mau berperan aktif membantu menyelamatkan Garuda Indonesia. Ia menegaskan pihaknya sudah mencoba untuk memberikan masukan kepada Kementerian BUMN sejak tahun 2017, tetapi tidak mendapat respons.
"Rencana mogok ini sebenarnya merupakan bukti kecintaan kami kepada Garuda Indonesia," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/6/2018).
Ia mengharapkan pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan miss management di tubuh Garuda Indonesia. Menurutnya, Garuda Indonesia sedang mengalami penurunan kinerja di berbagai lini. Tercatat, terjadi penurunan harga saham GIAA secara terus-menerus sampai dengan penutupan hari Kamis 31 Mei 2018 pada harga Rp254 per lembar, dibandingkan pada saat IPO sebesar Rp750 per lembar saham.
"Kondisi ini sangat merugikan perusahaan dan juga masyarakat luas serta terjadi pengurangan pelayanan terhadap konsumen di berbagai lini," ujarnya.
Tomy menyampaikan pihaknya akan menyampaikan rencana mogok ke publik paling lambat tujuh hari sebelum mogok dilakukan. Sesuai dengan konferensi pers terakhir pada tanggal 2 Mei 2017, pihaknya akan menunggu respons dari pemerintah dalam waktu 30 hari kerja ke depan.
"Kepada masyarakat Indonesia kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas rencana pelaksanaan mogok yang akan dilakukan," ujarnya.
Adapun, Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengharapkan APG dan Sekarga dapat meninjau ulang rencana mogok kerja tersebut karena dapat menganggu layanan operasional Garuda khususnya menjelang periode peak season.
Sejalan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta APG dan Sekarga untuk membatalkan rencana mogok kerja menjelang Lebaran ini. Menurut Budi, rencana aksi mogok tersebut menciderai komitmen pilot sebagai anak bangsa, terlebih Garuda Indonesia adalah maskapai milik pemerintah (flag carrier).
"Saya prihatin akan sikap pilot Garuda seperti itu. Pilot adalah kelompok sangat membanggakan, kalau itu dilakukan akan mencederai komitmen anak bangsa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: