PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) resmi menetapkan harga Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp1.640 per lembar saham. Adapun jumlah saham yang ditawarkan mencapai 509.147.700 lembar saham dengan free float 28% dari jumlah saham. Alhasil, dana yang akan diterima IPCC dari hasil IPO akan mencapai sebesar Rp835 miliar.
Sebelumnya, Direktur Utama IPCC, Chiefy Adi Kusmargono, dalam paparan publik di Jakarta, Senin (28/5/2018) mengatakan, sebesar 50% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal. Sebesar 25% untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang di Jakarta Utara.
"Sisanya 25% untuk modal kerja," ujarnya.
Manajemen Perseroan optimistis terhadap IPO IPCC seiring hasil roadshow yang dilakukan sejak 23 Mei-22 Juni 2018. Untuk investor dalam negeri roadshow antara lain dilaksanakan di Jakarta. Sementara itu, untuk investor internasional Perseroan melakukan roadshow ke beberapa negara di Asia dan Eropa.
Tidak kurang dari 60 investor institusi telah ditemui oleh manajemen Perseroan selama periode roadshow, baik investor dalam negeri maupun luar negeri seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, Korea Selatan, dan Inggris.
Hal lain yang membuat optimistis manajemen Perseroan terhadap IPO ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif untuk IPCC pada 28 Juni 2018. Sementara itu, masa penawaran IPCC akan dilakukan pada 2-3 Juli 2018. Saham perusahaan bidang bongkar muat kendaraan dari dan ke kapal tersebut akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 09 Juli 2018.
IPCC yang juga dikenal sebagai IPC Car Terminal tersebut menunjuk dua perusahaan sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Adapun RHB bertindak sebagai agen penjual internasional.
Pada 2017, IPCC membukukan pendapatan sebesar Rp422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp175,4 miliar dari Rp133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp208,6 miliar dari Rp164,5 miliar dan laba bersih melonjak menjadi Rp130,1 miliar dari Rp98,4 miliar.
Adapun total aset per akhir 2017 mencapai Rp336,3 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp99,2 miliar dari Rp79,3 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp237 miliar dari Rp185,6 miliar dan current ratio sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali.
Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir rata-rata ROA mencapai 35,4%, margin EBITDA 40,4%, ROE 50,6%, dan ekuitas terhadap aset rata-rata 69,8%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: