Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPCC Siapkan Ekspansi Kapasitas dan Infrastruktur EV untuk Antisipasi Pertumbuhan Ekspor Kendaraan

IPCC Siapkan Ekspansi Kapasitas dan Infrastruktur EV untuk Antisipasi Pertumbuhan Ekspor Kendaraan Kredit Foto: IPCC
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) memperkuat strategi ekspansi jangka menengah dengan menyiapkan peningkatan kapasitas terminal hingga 25% guna mendukung target pemerintah mencapai ekspor 1 juta unit kendaraan per tahun. 

Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi mengatakan, ekspansi dilakukan seiring pertumbuhan aktivitas ekspor otomotif nasional serta pergeseran tren global menuju kendaraan listrik.

“Kapabilitas kami saat ini baru sekitar 50–60% dari kapasitas terpasang. Kami sedang menyiapkan lahan-lahan tambahan di beberapa area domestik untuk dikembangkan menjadi terminal internasional, sehingga kapasitas bisa naik 10–25%,” ujar Sugeng, Senin (13/10/2025).

Ia menambahkan, perluasan kapasitas ini merupakan bagian dari pipeline pengembangan jangka panjang yang juga melibatkan sinergi dengan Pelindo Group. 

Baca Juga: Thailand Beri Insentif Besar untuk Pabrikan yang Ekspor Mobil BEV

Dengan penambahan terminal baru, IPCC berupaya menarik lebih banyak kargo dari pelabuhan nonterminal agar proses distribusi kendaraan menjadi lebih efisien. 

“Kami ingin menciptakan rantai logistik yang lebih terintegrasi agar arus ekspor kendaraan dari Indonesia semakin lancar,” ujarnya.

Selain ekspansi fisik, IPCC juga menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi pergeseran pasar otomotif ke arah kendaraan listrik (EV). 

Sugeng menjelaskan, perusahaan tengah menyiapkan area khusus untuk penanganan kendaraan listrik, termasuk fasilitas pengisian daya (charging station) dan sistem penyimpanan yang sesuai dengan standar keamanan tinggi.

“Ke depan, kami akan memiliki layanan khusus EV, mulai dari area penyimpanan hingga fasilitas pendukungnya. Ini bagian dari adaptasi kami terhadap transformasi industri global,” kata Sugeng. 

Ia menambahkan, IPCC juga telah menjalin kerja sama jangka panjang dengan sejumlah produsen kendaraan listrik asal China dan Korea untuk memastikan keberlanjutan layanan ekspor dan impor di segmen tersebut.

Baca Juga: Sektor Otomotif Lagi Lesu, Tapi Penjualan dan Ekspor Mobil EV Meningkat

Menurutnya, perubahan lanskap industri otomotif global dari mesin konvensional menuju kendaraan listrik, hybrid, dan hidrogen memerlukan kesiapan infrastruktur logistik yang fleksibel dan efisien. 

“Kami melihat arah pasar akan semakin beragam. Karena itu, IPCC harus memastikan layanan terminal kendaraan mampu melayani seluruh jenis kendaraan, termasuk EV,” tambahnya.

Transformasi bisnis IPCC juga diikuti dengan efisiensi biaya operasional melalui otomasi dan digitalisasi proses. Saat ini, perusahaan telah menerapkan sistem digital Pelindo Terminal Operating System (PITOS) yang memungkinkan pelacakan dan pengelolaan kargo secara real time. Langkah ini berhasil menekan biaya kemitraan yang sebelumnya mencapai 52% dari total beban operasional.

“Dengan otomasi dan sistem kerja digital, kami bisa memangkas biaya partnership secara signifikan, meningkatkan efisiensi, dan menjaga margin laba tetap optimal,” ungkap Sugeng. 

Ia menegaskan, digitalisasi bukan hanya mempercepat proses bongkar muat kendaraan, tetapi juga memberikan transparansi dan kepastian waktu bagi para pelanggan, terutama automaker global.

Sugeng menilai, kombinasi ekspansi kapasitas, kesiapan infrastruktur EV, dan efisiensi biaya melalui otomasi menjadi fondasi penting bagi IPCC untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan. 

“Kami ingin memastikan IPCC tetap menjadi terminal kendaraan yang kompetitif dan siap menghadapi perubahan industri otomotif di era elektrifikasi,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: