PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) membukukan pendapatan sebesar Rp155,45 miliar di semester I 2018. Angka itu naik 46,9% dari posisi Rp105,79 miliar di periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan sejalan dengan tingginya permintaan produk sarungan tangan kesehatan dunia.
"Permintaan pasar terhadap produk sarung tangan kesehatan secara global sangat tinggi dan berdampak positif bagi kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Sejalan dengan permintaan yang tinggi, kami optimistis bisa menjaga kesehatan kinerja jangka panjang yang baik untuk bisa dipertahankan," ucap Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia, Ridwan, dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, (31/7/2018).
Menurutnya, kontributor pendapatan terbesar berasal dari ekspor yang mencapai 97% dan 3% dari lokal. Ekspor besar karena posisi perusahaan sebagai salah satu produsen hand former terkemuka di dunia dengan pangsa pasar 35%.
"Maka dari itu, pasar ekspor masih menjadi tujuan utama pasar perusahaan," ujar dia.
Dia mengungkapkan, pendapatan yang meningkat memberikan pencapaian yang positif bagi laba perusahaan. Laba bersih perusahaan naik 132,1%, dari Rp15,74 miliar pada Juni 2017 menjadi Rp36,54 miliar di enam bulan pertama tahun ini.
"Posisi laba kotor tumbuh 91,8% dari posisi Rp33,76 miliar di semester I tahun lalu, kini menjadi Rp64,76 miliar di semester pertama tahun ini," sebut dia.
Tingkat beban operasional, sambung dia, tercatat sebesar Rp14,24 miliar dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan sebesar 9,2%. Apresiasi nilai dolar AS (USD) terhadap rupiah memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.
"Dengan tercatatnya laba bersih kurs sebesar Rp914,56 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencatat rugi kurs sebesar Rp514,61 juta," ungkap dia.
Posisi aset perseroan menjadi Rp272,39 miliar di semester I 2018 dengan peningkatan sebesar 12,6% dibandingkan kuartal pertama 2018. Adapun posisi ekuitas menjadi Rp191,98 miliar atau naik 3,8% dari posisi kuartal I 2018. Dengan aset lancar tercatat sebesar Rp178,97 miliar, sedangkan aset tidak lancar Rp93,41 miliar.
"Kami akan terus melakukan upaya untuk meningkatkan nilai kepada pemegang saham dan investor, termasuk pengembangan usaha di luar bisnis organik perusahaan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: