Untuk menyadarkan seluruh masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) memahami potensi wilayahnya terutama bercocok tanam, Dinas Pertanian (Distan) setempat membuka galeri bawang merah. Hal itu dimaksud menunjukkan potensi pertanian untuk dikembangkan, salah satunnya komoditi bawang merah.
Kepala Seksi Produksi Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Distan Malra, Marten Jaftoran, menjelaskan selama ini konsumsi bawang merah didapat dari pasar luar daerah. Sehingga dengan gebrakan yang dilakukan yakni membuka galeri bawang merah, mampu memberikan wacana bahwa ada bawang merah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Malra.
"Ini untuk menarik perhatian pedagang-pedagang besar maupun pengecer yang ada di Malra maupun Kota Tual untuk mengambil hasil petani bawang merah di daerah ini," ujarnya di Langgur, Sabtu (4/8/2018).
Untuk kualitas dan harga, Marten mengatakan bawang merah wilayah itu memiliki aroma, rasa maupun warna sangat baik, dan harga yang ditawarkan relatif murah dan di bawah harga pasar, yakni Rp30.000 perkilo. Sementara pada pengembangannya, komoditi bawang merah di Malra melalui dana APBN.
"Dari 40 hektare yang ditargetkan, saat ini pengembangannya sudah mencapai 52 hektare. Ini terus menerus dilakukan hingga ke wilayah Kei Besar," katanya.
Menurutnya, pengembangan bawang merah di wilayah itu cukup tinggi dan didukung kondisi alam yang cocok. Sehingga, hasil panen pihaknya memastikan, dengan kondisi riil di lapangan stok saat ini dapat menjamin sampai dengan bulan Desember 2018, bahkan ada surplus sehingga diharapkan dapat dikirim keluar daerah. Namun, terkait pemarasan hal itu menjadi persoalan.
"Selain persoalan pemasaran, petani juga terbentur masalah modal," imbuhnya.
Olehnya itu, pihaknya menggandeng bank (BRI) maupun Credit Union (CU) Langgur untuk penyertaan modal kepada petani. Sehingga saat ini ada tiga sentra pengembangan bawang merah yang dikembangkan, di antaranya Ohoi Abean Kamear, Abean Yafafun, dan Ohoi Abean Watngon.
"Jumlah petani sekitar 75 hingga 100 kepala keluarga," ujar Marten.
Ia optimis, jika pengembangan terus dan menjadi komoditi holtikultura lokal unggulan, maka terbuka lapangan yang banyak di bidang pertanian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: