Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan bantuan sosial tanggap darurat untuk korban gempa bumi di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, senilai Rp1,25 triliun.
Menteri SosialĀ Agus Gumiwang Kartasamita menyebutkan bansos triliunan rupiah tersebut terdiri atas bantuan logistik, santunan ahli waris, uang duka untuk relawan yang gugur dalam penanganan korban bencana gempa. Selain itu, santunan paket kebutuhan pokok beras reguler, peralatan dapur keluarga, bansos Program Keluarga Harapan (PKH), dan bantuan pangan nontunai.
"Seluruh upaya tersebut merupakan perwujudan hadirnya negara dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada rakyat yang tertimpa bencana," kata Agus di Lombok Barat, Sabtu (25/8/2018) malam.
Ia mengatakan sejak gempa mengguncang NTB pada 29 Juli, pihaknya telah melakukan langkah-langkah tanggap darurat meliputi pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pemenuhan tempat tinggal sementara, pemenuhan kebutuhan permakanan.
Selain itu, pengerahan tim penanganan terpadu untuk proses pendampingan dan verifikasi data sampai masa tanggap darurat berakhir, serta penyerahan santunan bagi ahli waris korban meninggal. Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara, lanjut Agus, telah terdistribusi sebanyak 1.519 tenda gulung, tenda keluarga, dan tenda serbaguna.
Sementara untuk tambahan bantuan penyediaan shelter, Kemensos mengaktifkan klaster nasional pengungsian. Untuk pemenuhan kebutuhan makanan pemerintah provinsi dapat mengeluarkan cadangan beras pemerintah hingga 200 ton dan tiap kabupaten dapat mengeluarkan 100 ton dari gudang Perum Badan Urusan Logistik.
"Kemensos juga menyalurkan sembako berupa beras dan lauk pauk sebanyak 21.000 paket dan 1.000 paket peralatan dapur keluarga," ujarnya.
Dalam masa tanggap darurat yang berakhir 25 Agustus, kata dia, pemerintah secara bertahap menyalurkan santunan ahli waris korban meninggal untuk 563 orang dengan nilai total Rp8,34 miliar. Selain korban jiwa, Data Dinas Sosial NTB dan Posko Induk hingga 25 Agustus, tercatat sebanyak 1.116 orang mengalami luka berat/rawat inap, 71.937 rumah rusak dan 417.529 jiwa mengungsi.
"Mereka yang berada di pengungsian diberikan layanan pemulihan sosial, meliputi layanan dukungan psikososial, perlindungan sosial berkelanjutan, dan pengerahan taruna siaga bencana serta pendamping PKH," ucap Mensos Agus.
Menteri dari Partai Golkar ini mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, agar korban bencana harus mendapat prioritas utama, maka kemensos akan terus memberikan pendampingan dan dukungan penuh kepada Pemerintah Provinsi NTB untuk melaksanakan proses rehabilitasi sosial pascagempa.
"Dengan semangat gotong royong, rela berkorban, dan bekerja ikhlas tuntas, saya mengajak semua pihak bersama-sama turun tangan membantu saudara-saudara kita di NTB, agar bangkit kembali menata hidup dan masa depan," kata Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: