Meskipun jumlah ternak dan peternakan unggas di Kota Yogyakarta tidak terlalu banyak, namun dinas pertanian dan pangan setempat tetap melakukan persiapan untuk antisipasi potensi merebaknya flu burung saat pancaroba.
Jumlah unggas memang tidak banyak, tetapi potensi penularan tetap ada. Salah satu antisipasinya adalah menyiapkan desinfektan dalam jumlah yang cukup di Pasar Terban yang selama ini menjadi pusat penjualan ayam di Yogyakarta, kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Sabtu (29/9/2018).
Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir, di Kota Yogyakarta memang tidak ditemukan kasus kematian unggas akibat flu burung termasuk penularannya ke manusia. Namun demikian, lanjut Sugeng, potensi penularan virus flu burung (H5N1) tetap harus diwaspadai khususnya saat musim pancaroba hingga musim hujan karena dimungkinkan terjadi penurunan daya tahan unggas akibat perubahan musim.
Jika ada unggas yang tiba-tiba sakit dan terlihat lesu, maka sebaiknya segera laporkan ke petugas di lapangan atau dibawa ke poliklinik hewan. Jangan dibiarkan sakit dan berharap unggas itu bisa sembuh sendiri. Sebaiknya, melakukan antisipasi sejak awal, katanya.
Ia pun meminta pemilik unggas atau pedagang segera memisahkan unggas yang terlihat sakit agar unggas yang lain tidak tertular. Selain di pasar atau peternakan unggas, potensi penularan virus flu burung juga berpotensi terjadi saat transportasi unggas masuk atau keluar dari suatu wilayah.
Namun demikian, lanjut dia, pengawasan unggas saat dalam perjalanan tersebut cukup sulit karena lalu lintas unggas di Kota Yogyakarta terjadi cukup banyak. Kami tidak mungkin mangawasi satu per satu penjualan unggas di Yogyakarta, katanya.
Selain di Pasar Terban, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga membuka cabang poliklinik hewan di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy) untuk mengantisipasi penularan berbagai penyakit hewan.
Penyakit hewan yang juga berpotensi terjadi saat musim pancaroba hingga musim hujan adalah antraks yang menyerang sapi. Kami selalu memastikan bahwa sapi yang masuk ke Yogyakarta harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan untuk memastikan hewan tersebut sehat, katanya.
Jika sapi yang masuk ke Kota Yogyakarta tidak dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan atau sapi dalam kondisi sakit, maka hewan tersebut akan dikembalikan ke daerah asal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: