Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akankah Uni Eropa Hentikan Penjualan Senjata ke Saudi Pasca Pembunuhan Khashoggi?

Akankah Uni Eropa Hentikan Penjualan Senjata ke Saudi Pasca Pembunuhan Khashoggi? Kredit Foto: REUTERS/Saudi Press Agency/Handout via Reuters
Warta Ekonomi, Istanbul -

Eropa mengutuk pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, yang berimbas kepada otoritas Jerman yang berjanji untuk menangguhkan penjualan senjata ke Riyadh yang notabene sebagai pembeli senjata terbesar di dunia.

"Selama kasus pembunuhan Khashoggi tidak dijernihkan, tidak akan ada ekspor senjata ke Arab Saudi. Saya jamin itu dengan sangat jelas," ungkap Kanselir Jerman Angela Merkel setelah pembunuhan seorang jurnalis yang telah menyebabkan kemarahan global, seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (31/10/2018).

Di Inggris, beberapa Anggota Parlemen menyerukan untuk menghentikan kesepakatan senjata serupa dengan kerajaan Teluk.

Tetapi apakah Uni Eropa akan mengambil posisi yang sama pada pasokan senjata ke Riyadh untuk dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan pembangkang di konsulat kerajaan di Istanbul pada 2 Oktober.

Setelah berminggu-minggu penyangkalan, kerajaan mengakui bahwa pembunuhan Khashoggi yang notabene seorang pengkritik Putra Mahkota Saudi Salman bin Mohammed adalah pembunuhan terencana.

Para ahli mengatakan negara-negara Eropa tidak dapat menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi, yang juga telah dikritik karena perang yang destruktif di Yaman, karena insentif ekonomi.

Arab Saudi membeli sebagian besar peralatan militernya dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman.

Sejak 2010, Kerajaan Teluk telah membeli peralatan militer senilai lebih dari US$18 miliar dari seluruh dunia, menurut Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).

Pemerintah Inggris dan Perancis, dua eksportir peralatan militer terbesar Eropa ke Arab Saudi, mengatakan mereka tidak berencana untuk menghentikan kesepakatan tersebut.

"Tidak mungkin prospek Eropa secara kolektif menyerukan penghentian penjualan senjata karena Prancis dan Inggris tidak akan menghentikannya," Nick Whitney, rekan kebijakan senior di Pusat Eropa tentang Hubungan Luar Negeri (ECFR), mengatakan kepada Al Jazeera.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: