Promosi Gagasan Islam Indonesia ke Mancanegara, INFID-LKiS Luncurkan Buku Karya Gus Dur
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) bersama LKiS mengadakan peluncuran buku toleransi dan demokrasi sebagai rangkaian Festival HAM Indonesia 2018.
Buku yang diluncurkan ialah "Gus Dur on Religion, Democracy & Peace" dan "Islam Against Hate Speech" yang diterbitkan oleh penerbit Gading. Melalui peluncuran buku ini, INFID dan LKiS ingin menyebarkan gagasan-gagasan mengenai demokrasi, perdamaian, dan keadilan ke dunia internasional dari kalangan muslim Indonesia.
Buku pertama merupakan kumpulan karya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang kedua adalah karya KH Husein Muhammad. Sebagai penulis buku Islam Against Hate Speech dalam versi bahasa Indonesia, KH Husein Muhammad turut menghadiri Festival HAM Indonesia bersama Hairus Salim (Direktur LKiS) dan KH Mukhotob Hamzah (Rektor UNSIQ) sebagai narasumber, serta Haqqi Al-Anshary (Komnasda Wonosobo) sebagai moderator.
Dalam diskusi yang mengangkat perhatian mengenai terbatasnya pengetahuan orang tentang Islam Indonesia, Hairus Salim memaparkan, "Kenapa rujukan orang terhadap Islam itu selalu ke Mesir, Arab atau Malaysia? salah satu sebabnya karena terbatasnya tulisan intelektual atau Kiai Indonesia yang berbahasa Arab atau Inggris."
Hairus Salim menambahkan, dunia sekarang sedang dilanda oleh gelombang pertentangan dan politik identitas. Mesin pertikaian adalah hoaks dan hate speech.
"Saat ini permasalahan yang ada, bukan hanya siaran kebencian, melainkan juga pelentiran kebencian (hate-spin). Tatanan demokrasi di manapun, tak terkecuali di Barat, menjadi goncang setelah penyebaran hoaks dan hate speech. Ketegangan antara kebebasan dan penghormatan mengenai speech meluas setelah mengalami politisasi luar biasa," jelas Hairus dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Sementara Husein menambahkan, "Siar kebencian merupakan asal usul yang menghancurkan relasi antarmanusia."
Dia menekankan bahaya akan hate speech. "Namimah, adu domba. Kidzbu, bohong. Ghibah, menggunjing dan fitnah, semuanya terkandung dalam siar kebencian."
Sedangkan Mukhotob Hamzah lebih menekankan soal prinsip cinta kasih sebagai dasar dari relasi antarmanusia.
"Hate speech ini pasti bermula dari hati yang tidak cinta. Padahal cinta adalah karakter genuine dari Islam itu sendiri," jelasnya.
Mengenai Gus Dur, dia menambahkan, "Gus Dur ini bukan hanya pemikir damai, tetapi juga pelaku. Gus Dur sebenarnya sudah cukup terkenal di luar negeri, tetapi ratusan tulisan Gus Dur mengenai berbagai hal kebanyakan masih dalam bahasa Indonesia dan tidak mudah diakses orang luar. Kedua buku ini nantinya diharapkan bisa disebarkan secara luas ke luar negeri, terutama melalui versi PDF. Dengan cara iniclah, Islam Indonesia dikenal dan bisa mempengaruhi pandangan orang Islam maupun pandangan terhadap Islam di luar negeri."
Festival HAM Indonesia merupakan acara tahunan INFID yang diselenggarakan semenjak 2014. Pada tahun ini, INFID bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden (KSP), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonosobo, dan Komnas HAM. Festival ini bertujuan untuk menyebarluaskan program Kabupaten/Kota HAM sebagai upaya pemenuhan HAM di Indonesia. Acara ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan praktik kehidupan yang toleran di berbagai daerah, baik di tingkat lokal, nasional, maupun regional sebagai salah satu perwujudan dari program Kabupaten/Kota HAM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti