Randang menjadi idola bagi korban tsunami yang mengungsi di posko lapangan tenis indoor, Kalianda, Kab. Lampung Selatan. Randang tersebut diserahkan langsung oleh Wagub Sumbar, Minggu (30/12/2018) yang didampingi oleh Kalaksa BPBD Sumbar dan Kepala Biro Humas Sumbar.
“Awalnya pengungsi tidak terlalu ngeh dengan apa yang kami bawa, namun setelah satu orang diberikan, malahan kami yang kesulitan untuk membaginya secara adil, mereka saling berdesakan" jelas Wagub.
Melihat antusias pengungsi, Wagub langsung meminta kepada stafnya untuk menurunkan semua randang yang ada dalam mobil.
"Kami puas dengan melihat antusias pengungsi karena ingin mencicipi randang.Padahal, di sudut pengungsian juga banyak terdapat stok makanan, namun tidak terlalu dihiraukan, mungkin mereka sudah tahu kalau randang sangat lezat dan yang pasti bisa tahan lama" ujarnya.
Nasrul juga menjelaskan kondisi pengungsi di situ cukup bagus dan dirasa pengungsi tercukupi seluruh kebutuhan pokoknya.
"Selain makanan dan minuman, juga ada pakaian bekas yang masih layak di pakai tersedia, ditambah lagi dengan ada hiburan musik. Hal itu patut kita contoh jika terjadi bencana di daerah kita" ungkapnya.
Berdasarkan laporan yang diterima, jumlah pengungsi di posko lapangan tenis indoor Kalianda paling banyak adalah masyarakat Pulau Sebesi, yaitu sekitar 2.000 orang.
Sementara itu, Budi Wahyudi seorang pengungsi berasal dari Pulau Sebesi mengatakan sudah tiga malam mengungsi ke posko tersebut.
"Sewaktu kejadian saya langsung lari sambil menggendong anak dan alhamdulillah keluarga tidak ada yang jadi korban, namun isi rumah seperti kulkas, tv, mesin cuci saya kira sudah tidak bisa dipakai lagi" terangnya.
Menurut Budi, apa yang diberikan selama mengungsi sudah cukup karena sudah ada makanan dan minuman yang didapat pengungsi.
"Saya trauma dengan kejadian ini, tapi saya belum ada pikiran untuk mencari tempat tinggal baru selain di Pulau Sembesi," sebut pria 27 tahun tersebut.
Sementara itu, Ketua Keluarga Besar Sumbar Lampung Selatan, Yanedi Piliang, menjelaskan jumlah warga Sumbar yang menjadi korban tsunami beberapa waktu lalu sebanyak 46 KK.
“Meninggal 4 orang, luka berat 5 orang, luka ringan 21 orang” terangnya.
Dari empat orang yang meninggal, kembali dijelaskan Yanedi, terdiri dari tiga orang anak-anak dan satu orang dewasa.
“Sementara itu korban luka berat dan ringan di rawat di RSUD Bob Bazar Lampung Selatan” sebutnya.
Yanedi mengatakan dari 46 KK orang, terdapat satu rumah hancur, dua rumah rusak sebagian, dan kerusakan kerusakan ringan
Menurut Yanedi, yang sangat di butuhkan oleh pengungsi adalah makanan cepat saji dan selimut.
“Selimut sangat dibutuhkan karena masyarakat mengungsi ke daerah perbukitan yang cuaca nya cukup dingin, apalagi di malam hari” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: