Ini Kata Microsoft dan IDC Soal Kesiapan Indonesia Mengadopsi AI
Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan para pelaku usaha di era yang kompetitif seperti saat ini adalah dengan mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI), agar terus berinovasi memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis.
Untuk mengukur kesiapan Indonesia dalam mengadopsi Al, penelitian bertajuk Future Ready Business: Assessing Asia Pacific's Growth Potential Through AI', studi hasil kerja sama Microsoft Indonesia dengan IDC, mengevaluasi enam dimensi yang menjadi indikator dalam memastikan keberhasilan penerapan AI di suatu negara, yaitu Strategi, Investasi, Budaya, Kapabilitas, Infrastruktur dan Data. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu membangun investasi, strategi, dan data untuk mempercepat penerapan AI-nya.
Head of Operations, IDC Indonesia, Mevira Munindra, mengatakan, dalam mengadopsi Al secara menyeluruh, temuan penelitiannya menyebutkan Indonesia belum siap untuk hal tersebut.
"Untuk berhasil dalam penerapan Al, Indonesia perlu meningkatkan kesiapannya secara substansial," ujar Mevira, Rabu (27/3/2019).
Baca Juga: Startup Ini Gunakan AI untuk Identifikasi Lingkungan
Ia melanjutkan, para pengambil keputusan di organisasi harus menjadikan AI sebagai bagian inti dari strategi mereka dan mengembangkan budaya yang tangkas dalam mempelajari hal baru.
"Alokasi investasi ke teknologi transformatif ini diperlukan untuk kesuksesan jangka panjang, walaupun terkadang keuntungan tidak dapat terjadi dalam masa singkat," imbuh Mevira pada acara Media Briefing Microsoft Innovation Summit di Jakarta, Senin (26/3/2019).
Menurutnya, ada kebutuhan talenta dan instrumen yang mendesak untuk mengembangkan, menyebarkan, dan memantau model-model inisiatif berbasis AI, bersama dengan ketersediaan properti data yang kuat dengan tata kelola yang memadai.
Sementara itu, Haris lzmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia menambahkan, teknologi berbasis Al ada untuk membantu manusia mencapai lebih. Segala aktivitas ekonomi dan bisnis yang belum mengimplementasikan Al berpotensi kehilangan manfaat kompetitif yang dicapai oleh mereka yang sadar akan peran penting AI.
Baca Juga: Microsoft Indonesia Terus Cetak Ahli AI Indonesia
"Hal itu karena Al adalah teknologi yang secara signifikan dapat mempercepat transformasi bisnis, memungkinkan inovasi, mendorong produktivitas karyawan, dan memastikan pertumbuhan lebih Ianjut dari sebuah negara," jelas Haris Izmee.
Saat ini, Microsoft Indonesia berkolaborasi dengan beberapa mitra seperti Ernst 8L Young untuk mendorong transformasi digital melalui adopsi-adopsi teknologi data dan analitik khususnya di bidang agrikultur agar tercipta inovasi dan produktivitas para pelaku usaha.
Microsoft juga konsisten mengadakan pertemuan-pertemuan yang menjembatani pelaku usaha dengan individual untuk bertukar ide mengenai Iangkah strategis untuk meningkatkan ekonomi Indonesia seperti Microsoft Innovation Summit yang diselenggarakan secara bersamaan dengan Media Briefing.
Pada acara Microsoft Innovation Summit tersebut, Microsoft turut didukung oleh pelaku industri di bidang transformasi digital seperti dari Avnos, Plantronics, Polycom, Telkomtelstra, Hypernet dan VibiCloud.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh