Peneliti Indikator Politik Indonesia, Ahmad Khoirul Umam, menjelaskan pasangan nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin tetap harus bekerja keras meski di tataran survei unggul dengan selisih elektabilitas 18 persen dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga di Pilpres 2019.
"Karena peluang Prabowo-Sandi untuk menang tetap terbuka," ujarnya di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Ia menambahkan, saat ini elektabilitas Jokowi-Maruf lebih tinggi dibandingkan Prabowo-Sandi. Selisih elektabilitas di antara kedua pasangan capres-cawapres itu berkisar 18 persen. Namun, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih yang masih mungkin berubah pilihan (swing voters) sebesar 24 persen, lebih besar dibanding gap elektoral kedua capres-cawapres. Selain itu, ada potensi terjadi bias partisipasi yang bisa mengubah perolehan suara.
Baca Juga: Debat Kelima, Sarana Jokowi Tebar Narasi Optimis dan Inspiratif
"Bias partisipasi yang dimaksud adalah tingginya elektabilitas tidak diimbangi dengan kemampuan mobilisasi massa pemilih loyal ke tempat pemungutan suara (TPS)," katanya.
Ia menjelaskan, apabila Prabowo-Sandi bisa meraih undecided voters dan swing voters serta mampu menggiring pemilihnya ke TPS maka pasangan nomor urut 02 ini akan unggul.
Baca Juga: Jokowi Mau Sejahterakan Buruh, Lihat Ini
"Tapi jika kapasitas mobilisasi massanya relatif sama maka 01 akan tampil sebagai pemenangnya," imbuhnya.
Dengan demikian, kerja keras dan kedisiplinan masing-masing mesin politik akan menentukan hasil akhir pemilihan presiden mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim