Sehati TeleCTG pada 11 April 2019 lalu diberikan kesempatan untuk mengikuti program sosialisasi pemanfaatan layanan akses internet positif yang diadakan oleh Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat dan Pemerintah, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (LTIMP BAKTI), Danny Januar Ismawan. Program tersebut juga sekaligus meresmikan pembangunan 25 tower Base Transceiver Station (BTS) di Desa Matobe, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.
Danny menjelaskan tujuan utama program Bakti Kominfo yaitu membuka jaringan telekomunikasi di daerah yang terisolir dari jangkauan jaringan seluler terutama di daerah pelosok Kepulauan Mentawai yang masih berstatus Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
"Dengan adanya pembangunan BTS ini, 75 persen masyarakat sudah dapat menikmati jaringan internet di wilayah kabupaten, sementara di daerah pelosok sebagian besar belum menikmati jaringan internet," ujar Dannya, Selasa (23/4/2019).
Baca Juga: Produk Anak Bangsa, Sehati TeleCTG Hadirkan Inovasi Bagi Ibu Hamil
Namun, lanjutnya, sebagian Puskesmas Pembantu (Pustu) sudah terdapat layanan internet menggunakan jaringan Wifi. Ketersediaan jaringan internet yang cepat dan handal menjadi prasyarat untuk pengembangan dan pemanfaatan konten, aplikasi, maupun platform yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
Sehati TeleCTG, sebuah perusahaan inovasi teknologi kesehatan yang menggunakan perangkat dan alat berbasis teknologi yaitu alat medis TeleCTG (cardiotocography), dan platform aplikasi di handphone, yaitu aplikasi Ibu Sehati dan Bidan Sehati, berkesempatan mengimplementasikan penggunaannya langsung di masyarakat desa Matobe, Kecamatan Sipora Selatan.
Kolaborasi antara Kemenkominfo melalui LTIMP BAKTI dengan Sehati TeleCTG diharapkan dapat terus ditingkatkan bukan hanya di Kabupaten Mentawai, tetapi juga di daerah-daerah lain yang masih berstatus Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Baca Juga: Ciptakan Alat Deteksi Janin, Sehati TeleCTG Siap Tembus Pasar Global
Erna Shinta Nurdianty, Koordinator Bidan Operasional Sehati TeleCTG menjelaskan bahwa Aplikasi Sehati TeleCTG ini merupakan solusi inovatif untuk mendeteksi dini faktor resiko ibu hamil sehingga dapat menekan tingkat kematian ibu dan anak, juga masalah stunting melalui jaringan internet.
“Ada juga aplikasi Bidan Sehati yang dapat digunakan oleh para bidan untuk mencatat data kesehatan ibu hamil agar dapat langsung mengetahui faktor resiko pada ibu hamil. Dengan mendeteksi faktor resiko lebih awal, pasien dapat dirujuk lebih awal. Alat medis TeleCTG dan aplikasi Bidan Sehati dapat mendeteksi kondisi bayi stunting mulai janin dalam kandungan,” ujar Erna.
Jadi, tambah Erna, ada data realtime saat itu juga. Dinas kesehatan dapat mengetahui berapa jumlah ibu hamil, stunting dan faktor resikonya. Dashboard Sehati ini juga bisa ditingkatkan di Puskesmas.
Selain itu, pada aplikasi komunitas Bidan Sehati, para bidan bisa mengikuti kelas online bersama dokter spesialis yang memberikan informasi kebidanan maupun kedokteran.
"Bidan tetap terupgrade walaupun berada di pelosok dan ada sertifikat untuk para bidan yang mengikuti kelas online," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh