Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejam, Jurnalis Dianiaya Polisi saat Liput May Day di Bandung

Kejam, Jurnalis Dianiaya Polisi saat Liput May Day di Bandung Sejumlah jurnalis melakukan aksi solidaritas menolak kekerasan terhadap wartawan di depan kantor Mapolresta Bogor Kota, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/6). Aksi solidaritas yang dilakukan oleh gabungan sejumlah aliansi jurnalis tersebut menyikapi aksi intimidasi oleh seklompok salah satu oknum partai politik dengan cara persekusi dan kekerasan terhadap rekan jurnalis Radar Bogor. | Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Bandung -

Unjuk rasa memperingati Hari Buruh International atau May Day di sekitar Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat diwarnai keributan antara massa buruh dengan polisi. Celakanya, jurnalis yang meliput aksi itu malah diancam dan dianiaya oleh aparat, Rabu (1/5/2019).

Dua jurnalis yang jadi korban kekerasan adalah fotografer Tempo, Prima Mulia dan wartawan freelance, Iqbal Kusumadireza alias Reza. Keduanya saat itu sedang meliput peringatan May Day yang berpusat di Gedung Sate.

Kronologinya sekira pukul 11.30 WIB, Reza dan Prima berkeliling sekitar Gedung Sate untuk memantau kondisi pergerakan massa buruh yang akan berkumpul di Gedung Sate.

Saat tiba di Jalan Singaperbangsa, sekitar Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam.

Baca Juga: Polisi Harus Tindak Pelaku Kekerasan pada Jurnalis

Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi. Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikan kamera ke arah kejadian tersebut.

Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.?

Menurut Reza anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor Klx berpelat D 5001 TBS

Saat dipiting, Reza dibentak dengan pertanyaan “dari mana kamu?”

Reza langsung menjawab “wartawan”.

Lalu menunjukan id pers-nya. Polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali.

“Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya memepertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis,” kata Reza. Kaki kanan Reza mengalami luka dan memar.

Setelah menguasai kamera Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza.

Sedangkan Prima Mulia mengalami hal yang sama. Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi. Prima mengaku disekap oleh tiga orang polisi.

Dia diancam dan foto-fotonya dihapus. Salah satu polisi itu mengatakan “Mau diabisin?”

“Rombongan pertama pendemo di Jalan Bagus Rangin tiba-tiba rusuh. Massa kocar kacir. Polisi tangkepin demonstran sambil dihajar. Saya sama Reza bisa masuk untuk ambil gambar kekerasan oleh polisi. Wartawan lain dicegat enggak boleh masuk area kerusuhan,” tutur Prima.

“Polisi ngehajar demo strange sambil nembak senjata ke udara berkali Kali ke udara Saat ngambil gambar itulah Saya ditangkep tiga orang polisi preman sambil ngancam dan minta gambar dihapus. Dari situ Saya lihat Reza mengalami kekerasan fisik dan didorong sampai jatuh. Semua file foto dihapus,” kata Prima.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: