Bridging loan adalah pinjaman jangka pendek yang digunakan sampai seseorang atau perusahaan mendapatkan pembiayaan permanen atau menghapus kewajiban yang ada. Pinjaman jenis ini bersifat jangka pendek, hingga satu tahun, memiliki suku bunga yang relatif tinggi dan biasanya didukung oleh beberapa bentuk jaminan, seperti real estate atau inventaris.
Melansir dari Investopedia (2/5/2019), bridging loan juga dikenal sebagai pembiayaan sementara, pembiayaan kesenjangan atau pinjaman ayunan. Mengapa demikian? Pasalnya, bridging loan mampu menjembatani kesenjangan pada saat-saat ketika pembiayaan diperlukan, tetapi belum tersedia.
Baca Juga: Begini Caranya Agar Tidak Tercekik Pinjaman Online
Perlu diketahui, bridging loan memberikan arus kas langsung, tetapi datang dengan suku bunga tinggi dan biasanya membutuhkan jaminan.
Bagaimana Bisnis Memanfaatkannya?
Bisnis beralih ke bridging loan biasanya ketika mereka sedang menunggu pembiayaan jangka panjang dan membutuhkan uang untuk menutup biaya sementara.
Contohnya, ada sebuah perusahaan melakukan putaran pendanaan ekuitas yang diharapkan akan ditutup dalam enam bulan. Dengan begitu, perusahaan bisa memilih untuk menggunakan bridging loan untuk menyediakan modal kerja untuk menutupi penggajian, sewa, utilitas, biaya persediaan, dan biaya lainnya sampai putaran pendanaan dilalui.
Pinjaman bridging biasanya ditawarkan antara 1-18 bulan, dengan pinjaman dibayar penuh pada akhir jangka waktu. Tidak seperti bentuk pinjaman lainnya, bunga bulanan sering dimasukkan ke dalam pinjaman, artinya tidak ada pembayaran yang dilakukan selama jangka waktu pinjaman.
Selain itu, bridging finance dapat ditawarkan juga terhadap hampir semua properti atau tanah dan dapat digunakan untuk sejumlah alasan berbeda. Kegunaan utamanya adalah:
Baca Juga: Siapa Bilang Pinjaman Online Lebih Berisiko Dibanding Perbankan?
- Membeli properti dengan cepat—seperti pembelian lelang;
- Membeli properti tidak layak huni;
-Mendanai pemulihan properti atau pekerjaan konversi;
-Pencegahan kepemilikan kembali;
-Membeli properti di bawah nilai pasar.
Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Mengambil Bridging Loan
Sebelum Anda memutuskan untuk megambil bridging loan, Anda harus mempertimbangkan dulu beberapa hal. Simak ulasan berikut:
Selalu Pertimbangkan Biaya Total
Saat membandingkan produk dari penyedia yang berbeda, selalu pertimbangkan total biaya pinjaman, bukan hanya tingkat bunga. Orang sering mengejar suku bunga terendah, tetapi banyak pemberi pinjaman akan membebankan biaya keluar yang besar, biaya pengelolaan dana dan biaya 'tersembunyi' lainnya.
Baca Juga: Bukan Jebakan Batman, Ini Jebakan Pinjaman 'Rentenir' Online
Selalu minta perincian total biaya untuk mengambil pinjaman sebelum melanjutkan karena hal ini memudahkan untuk membandingkan penyedia yang berbeda.
Kelayakan Metode Pembayaran
Bahaya utama saat mengambil pinjaman bridging adalah bahwa Anda tidak akan dapat membayar kembali pinjaman pada akhir jangka waktu. Selalu pertimbangkan bagaimana pinjaman akan dilunasi dimuka dan pastikan keluar yang diusulkan layak.
Jika Anda berencana untuk menjual properti Anda, pastikan jangka waktu pinjaman memberi Anda cukup waktu untuk menemukan pembeli dan menyelesaikan penjualan. Jika Anda terpaksa mengejar penjualan cepat, Anda bisa menerima jauh lebih sedikit untuk properti Anda daripada yang Anda inginkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: