Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan penyebab puluhan miliar nilai ekspor sarang burung walet/SBW yang seharusnya menjadi PAD Provinsi NTB namun menjadi milik provinsi lain dikarenakan Lombok belum bisa menembus pasar Tiongkok secara langsung.
Berdasarkan IQFAST Karantina Pertanian Mataram, di kuartal pertama 2019 nilai ekspor komoditas pertanian pulau Lombok mencapai 318,6 juta. SBW menjadi kontributor terbesar.
Kepala Barantan, Ali Jamil, mengatakan, sebagaimana data domestik/antar area, SBW dan buah manggis dari Lombok dikirim ke Bali dan Surabaya. Ada indikasi bahwa manggis Lombok di ekspor ke Vietnam melalui Bali. Karena Bali sudah mempunyai packing house (rumah kemas) teregistrasi, merupakan salah satu persyaratan manggis bisa diterima dipasar Tiongkok.
Baca Juga: Operasi di 40 Pasar Jakarta, Kementan Jual Bawang Putih dengan Harga Miring
"Karena itulah Kementan melalui Barantan mengajak Pemerintah Propinsi NTB untuk mendorong adanya investor yang mau membangun rumah produksi walet di Lombok sebagai syarat memenuhi protokol karantina pasar Tiongkok" ujar Ali Jamil, saat melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian di Kantor Pos Mataram, Kamis (9/5/2019).
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau yang memiliki potensi ekspor komoditas pertanian yang besar, yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa Besar. Nilai total ekspor komoditas pertanian pulau Lombok di tahun 2018 mencapai Rp4,7 miliar, dengan komoditas yang didominasi adalah ekspor manggis ke Vietnam senilai Rp3,6 miliar.
"Meskipun Karantina Pertanian Mataram dapat membantu memberikan bimbingan teknis rumah produksi walet dan rumah kemas manggis yang sesuai dengan syarat protokol karantina negara Tiongkok, namun hal ini tidak dapat kami lakukan jika tidak ada kerjasama dari pihak Pemerintah Propinsi NTB yang dapat menggandeng investor" jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Jajaki Ekspor Lada & Produk Kelapa Sawit ke Turki
Menanggapi hal tersebut, Sekda Propinsi NTB, Rosyadi Husaeni Sayuti mengatakan pihaknya mendukung penuh program akselerasi ekspor yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Dukungan tersebut dibuktikan bahwa saat ini pemerintah propinsi NTB telah menyediakan lahan yang dapat digunakan untuk membangun rumah kemas manggis yang akan mulai dibangun bulan Mei 2019, begitupun dengan rumah produksi walet kami akan carikan investor yang mau berinvestasi di Lombok.
Kepala Karantina Pertanian Mataram, Arinaung Siregar mengatakan bahwa total komoditas pertanian yang diekspor pada kali ini secara langsung senilai 74,2 juta. Dengan rincian tempurung kelapa tujuan Norway senilai 54,4 juta; tas rotan tujuan Prancis dan Philipina senilai 12 juta; sedotan bambu tujuan Swiss senilai 2,3 juta dan sarang burung walet tujuan Netherland senilai 5,5 juta. Sementara ada juga sarang burung walet yang dikirim ke Jakarta untuk diekspor ke Tiongkok melalui Bandara Soekarno Hatta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: