Kesehatan finansial dan portofolio bisnis menjadi pertimbangan utama bagi investor sebelum menjatuhkan pilihan investasinya. Oleh sebab itu, suatu perusahaan saling berlomba untuk menunjukkan yang terbaik di mata investor melalui strategi window dressing.
Baca Juga: Apa Itu Prospektus?
Window dressing adalah strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menarik hati investor dengan cara mempercantik laporan atau kinerja keuangan dan portofolio bisnis yang dimilikinya. Tujuannya tentu saja untuk meyakinkan investor dalam menanamkan modal investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut.
Window Dressing = Manipulasi Perusahaan?
Window dressing secara sederhana mengacu pada upaya membuat laporan keuangan perusahaan terlihat lebih baik daripada realitas yang ada. Oleh karena itu, window dressing acap kali dikonotasikan negatif karena ada potensi untuk tindakan memanipulasi angka, data, dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut.
Baca Juga: Apa Itu Blue Chip?
Melalui proses manipulasi tersebut, perusahaan menampilkan hasil atau kinerja yang baik sehingga investor semakin yakin bahwa dengan berinvestasi dalam perusahaan tersebut, ia akan menuai keuntungan yang besar.
Jika saja sang investor tidak cermat dan tidak kritis, sudah dapat dipastikan bahwa ia akan masuk ke dalam perangkap yang dipasang oleh perusahaan.
Cara yang paling umum dilakukan perusahaan untuk menutupi manipulasi data, yaitu dalam laporan keuangan perusahaan akan menyajikan informasi penjualan aset. Namun, di saat bersamaan, perusahaan juga menyajikan informasi bahwa mereka baru saja membeli aset baru atau melakukan operasional lainnya menggunakan dana dari penjualan aset tersebut.
Baca Juga: Apa Itu Cut Loss?
Hal itu dilakukan untuk memengaruhi psikologis investor bahwa perusahaan yang bersangkutan memutar keuangannya dengan baik.
Kabar baiknya, manipulasi yang demikian tidak akan berhasil diterapkan pada investor yang sudah andal. Oleh sebab itu, investor harus mempunyai ketajaman dan pengalaman dalam menganalisis laporan arus kas dan aset jangka panjang dari perusahaan suatu perusahaan.
Window Dressing dalam Reksa Dana
Aksi window dressing sangat umum ditemukan pada model investasi reksa dana. Strategi yang dilakukan oleh pengelola reksa dana, yaitu ketika masuk pada akhir periode publikasi laporan keuangan, mereka dengan cepat menjual saham dalam portofolio mereka yang kinerjanya kurang baik.
Baca Juga: Apa Itu Reksa Dana?
Adapun dana hasil penjualan tersebut akan segera dibelanjakan kembali untuk membeli saham yang berada dalam kisaran kinerja tinggi. Hanya saham-saham dengan kinerja yang tinggi itulah yang akan ditampilkan kepada investor melalui portofolio reksa dana.
Melalui strategi tersebut, investor pemula yang masih lugu akan menilai bahwa portofolio saham dari pengelola reksa dana tersebut sangat baik sehingga menarik minat mereka untuk berinvestasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih