Bisnis agrikultur adalah salah satu bisnis yang menjanjikan. Kebutuhan pangan yang terus meningkat membuat pasar pangan tak pernah lesu. Tak heran jika kini semakin banyak orang yang ingin terjun ke bisnis ini.
Namun, terjun ke kegiatan agrikultur bukan hal mudah. Misal dalam memilih pupuk, petani harus pintar memilih pupuk yang terbaik untuk tanaman. Dengan pemilihan pupuk yang tepat bukan hanya meningkatkan secara kuantitas, namun juga kualitas panen serta ketahanan tumbuhan terhadap hama.
Demikian diungkapkan oleh Freddy, Co-Founder Pupuk Hayati Dinosaurus, di Jakarta, Kamis (13/6/2019). Menurutnya, meningkatkan hasil panen dapat dilakukan dengan menggunakan mikroba baik dalam pupuk. Hal ini karena mikroba baik dapat melawan kehadiran patogen bakteri jahat. Dengan demikian, penggunaan pestisida yang tidak sehat bagi tubuh dan alam dapat dikurangi dalam proses bertani. Selain memberikan nutrisi terbaik bagi tumbuhan, bakteri baik juga menyuburkan tanah dengan mengurai unsur penting yang diperlukan dalam proses pertumbuhan.
Baca Juga: Stok Pupuk Subsidi Nasional Capai 1,32 Juta Ton untuk 3 Bulan ke Depan
"Tanah yang subur dapat meningkatkan hasil panen dengan maksimal," ujar Freddy.
Menurut Freddy, unsur seperti terkandung dalam Pupuk Hayati Dinosaurus. Penggunaan pupuk ini telah terbukti dapat meningkatkan resistensi tumbuhan secara alami.
Dalam prosesnya, jelas Freddy, Pupuk Hayati Dinosaurus menyuburkan tanah secara alami. Berbeda dengan pupuk kimia yang hanya melengkapi unsur tanpa menyuburkan tanah. Akibatnya tanah menjadi rusak dalam penggunaan jangka panjang. Seringkali tanaman yang hanya diberi pupuk kimia akan melambat produksi panen setelah beberapa tahun.
"Penggunaan pupuk kimia dapat perlahan dikurangi dan diganti dengan Pupuk Hayati Dinosaurus untuk hasil jangka panjang yang baik," ujarnya.
Kelebihan lain Pupuk Hayati Dinosaurus adalah penggunaannya yang mudah karena berbentuk cair. Pupuk jenis ini juga terbukti disenangi banyak petani. Cara penggunaannya dengan melarutkan pupuk bersama air dengan perbandingan 1:40, lalu semprot ke tanaman dan tanah di sekelilingnya. Penggunaannya pun cukup 2-3 kali dalam sebulan.
Baca Juga: Bukan Pestisida, Justru Ini yang Atasi Hama Tanaman Jeruk
"Namun pada pertumbuhan awal tanaman yang masih muda, penggunaannya bisa lebih intensif, yaitu sekali seminggu dalam dua bulan," jelas Freddy.
Menurut Freddy, Pupuk Hayati Dinosaurus sejauh ini sudah diaplikasikan oleh berbagai pengusaha perkebunan, serta petani lokal di Indonesia. Ke depannya, melalui pengembangan pupuk kearifan lokal yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan bioteknologi, Pupuk Hayati Dinosaurus ingin terus memajukan bisnis agraris di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: